•11

2.4K 97 1
                                    


Motor yang di kendarai oleh Bara berhenti tepat di depan perkarangan rumah nya.

"Masuk,Bar!" Bara yang ingin melajukan motor nya pun berhenti karena abang nya berkata seperti itu.

"Gua tidur di warnyak."

"Bar lo tuh punya rumah, jangan bikin Papa marah lagi sama lo!" Jelas Bima

"Percuma bang gue di rumah gak di rumah pun kena marah sama dia."

"Bar, lo jangan ngomong gitu. Biar bagaimana pun dia orang tua lo!"

"Orang tua apa, yang bisanya kerja pulang malem setiap pulang gue yang selalu kena marah, senakal apa sih gue bang. Gue begini karena dia! Gua cabut bang." Bara melaju kan motor nya meninggalkan Bima.

"Lo emang keras kepala Bar, sama kaya papa." Bima langsung masuk ke dalam rumah nya.

"Bim, pulang sama siapa kamu?" Suara itu tiba-tiba muncul di dekat sofa.

"Sama Bara Pa." Ucap Bima

"Terus dia kemana?"

"Dia mau nginep di rumah temen nya pa."

"Anak itu selalu saja buat papa pusing. Ya sudah kamu ke kamar!" Ucap Samudra

"Iya, pa."

•••

Motor yang di kendarai oleh Bara melaju pelan karena yang mengendarai nya sedang memikirkan sesuatu.

"Pa, Bara kangen keluarga kita kumpul kaya dulu." Gumam nya

Di perempatan jalan menuju warnyak, motor Bara di hadang oleh dua orang. Ya, itu musuh nya. Anak SMA Cendrawasi.

"Mau apa lagi lo?" Bara turun dari motor nya.

"Maksud lo apa kemaren lo mukulin temen gue!" Davren, dia gak pernah mau damai sama yang nama nya Bara. Yap, Davren itu musuh Bara dari SMP. Davren selalu iri dengan apa yang Bara mau pasti bisa di dapatkan sedang kan dia?.

"Makanya punya temen mulut nya di jaga! Punya mulut kok kaya cewe." Ledek Bara

"Maksud lo apa ngomong gitu!"

"Lo gak terima gue ngomong kaya gini?"

"Udah bos, abisin aja tuh anak!" Ucap Gavin kepada Devren.

Davren yang sudah emosi langsung menyerang Bara, tapi bagi Bara mengatasi hal sekecil ini dia bisa.

"Bangsat lo!" Davren memukul pipi Bara dan di balas oleh tendangan yang di terima di perut Davren.

"Dav, lo gapapa kan? Cabut!" Mereka berdua meninggalkan Bara. yap, Bara memang selalu menang jika melawan Davren.

Bara menaiki motor nya dan meninggalkan tempat itu. Tidak butuh waktu lama motor Bara sampai di depan warung nyak dan memarkirkan nya.

"Loh? Bar, pipi lo ngapa?" Ian yang pertama melihat keadaan Bara sekarang menimbulkan rasa penasaran anak-anak yang mendengarnya.

"Gak,sans. Nyak, Bara minta es batu ya mau ngompres ini." Ucap Bara sambil menunjuk pipinya.

"Ya allah, tong. Muka lu ngapa? Eh buseh. Tunggu bentaran dah nyak ambilin kompresan dulu." Ucap Nyak Wati

"Bar, lo kenapa? Bilang sama kita." Ucap Arden

"Iya bang, lo kenapa?" Adit pun nimbrung

"Gapapa gue, sans aja lo semua!"

"Ini pasti gara-gara Davren ya!" Ucap Adrian

"Yo, biasa masalah si dodit." Ucap Bara.

"Wah, anjing gak bisa di biarin nih bang!" Ucap Bonbon

"Iya, bang ini mah gak bisa di biarin." Tambah Adit

"Udah elah lo pada santay, gue gapapa ngatasin si banci itu mah gampang." Ucap Bara

"Iya deh." Ucap mereka

"Nih, tong kompresan nya. Mau nyak kompresin?" Nyak membawa kompresan untuk Bara.

"Gak usah nyak, Bara bisa sendiri."

"Yaudah, nyak masuk dulu ya."

"Iya, nyak."

Bara mengompres luka lebam yang di sebab kan oleh si Davren di bantu oleh Ian.

"Bar, lo mau nginep di sini apa ke rumah gue?"

"Rumah lo aja deh. Nanti gue minjem baju lo ya." Ucap Bara

"Iya, sans."

23.40

"Bang gue pulang dulu ye." Ucap Adit

"Lo mau pulang? Bareng aja ama gue sama ian juga!" Ucap Bara

"Oh yaudah ayo bang!"

"Semuanya kita duluan ya."

"Siap."

Motor yang di kendarai oleh mereka bertiga beriringan sampai di perempatan gang motor Adit harus berpisah karena tidak searah dengan mereka. Tidak butuh waktu lama motor yang di kendarai oleh Adrian dan Bara sampai di rumah Adrian.

"Masuk bar!" Ucap Adrian

"Iya." Rumah Adrian kosong hanya ada pembantu dan satpam rumah nya saja, karena orang tua nya Adrian kerja di luar negeri.

Yeay makasih udah mau baca cerita ku, semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan comment ya:)

Ice PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang