Hari Senin adalah hari yang paling membosankan kan. Karena apa? Yap, semua murid nusba harus mengikuti kegiatan upacara."Bar, gimana nih?" Bara dan Adrian harus menerima kalau mereka terlambat sekarang dan pintu gerbang sudah di tutup oleh pak Udin. Kalo dia tau Bara dan Adrian terlambat sudah pasti mereka akan di serahkan ke Pak Bowo.
"Yaudah, lah mau gimana lagi. Ayo, masuk!" Ucap Bara
"Pak bukain pintu nya dong." Yaps, gitu lah Bara gak pernah takut oleh pak Udin
"Kalian, kenapa terlambat?" Ucap pak Udin marah.
"Kita kesiangan pak." Ucap Bara.
"Kalian ikut saya!" Ucap pak Udin menarik mereka.
"Pak Bowo, mereka telat!" Ucap pak Udin
"Astagfirullah, kalian lagi kalian lagi. Kenapa kalian telat?" Ucap pak Bowo
"Kita berdua kesiangan bangun nya pak." Ucap Adrian
"Kalian ini banyak sekali alasan. Kalian berdiri di depan sana!" Pak Bowo membawa mereka berdua ke barisan anak-anak yang telat atau yang tidak memakai perlengkapan sekolah.
"Rain-rain itu ka Bara." Ucap Sheila
"Ha? Dia telat?" Ucap Raina
"Iya pasti lah, kalo gak pasti gak bakalan di sana!"
"Ck, berisik banget sih lo berdua!" Ucap Nasya
"Iya nas iya masih pagi udah marah-marah aja." Ucap Sheila
Upacara bendera telah selesai di lakukan semua murid langsung memasuki ke kelas masing-masing kecuali anak-anak yang terlambat dan tidak memakai perlengkapan sekolah.
"Kalian semua yang ada di sini, lari keliling lapangan 10 putaran. Sekarang!" Ucap pak Bowo. Anak-anak langsung mengikuti perintah dari guru tersebut.
"Bar, gue cape asli." Ucap Adrian
"Lo baru lima puteran udah cape aja."
"Cape gue karena belum makan." Ucap Adrian
"Makan Mulu yang ada di otak lo! Lanjut yok. Ntar di liat pak Bowo abis kita." Mereka melanjutkan larian mereka yang tinggal beberapa putaran lagi.
"Pak, kita udah nyelesaiin perintah bapak nih." Ucap Bara
"Ya sudah kalian masuk ke kelas."
•••
"Shei kak Bara kok bisa telat ya?" Ucap Raina.
"Gue juga gak tau kali rain, emang gue emak nya!" Ucap Sheila
"Iya Juga sih."
"Astaga udah ah lo masih pagi udah lolot aja sebel gue!"
"Nas, nanti siang ke rumah gue yok!" Ucap Sheila
"Ngapain?" Ucap Nasya
"Kita ngumpul-ngumpul aja di rumah gue."
"Oh, yaudah. Sama rain?"
"Lo mau ikut gak?" Ucap Sheila kepada Raina
"Boleh-boleh nanti gue izin ke nyokap deh."
"Yeay.. akhirnya kita kumpul." Ucap Sheila sembari memeluk Raina dan Nasya.
Setelah beberapa detik mereka berpelukan guru yang mengisi jam pertama di kelas mereka pun datang.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi Bu." Ucap mereka serempak.
"Coba kalian buka buku paket hal 112, kalian baca nanti akan ibu kasih soal!"
"Baik bu."
"Raina, sini!"
"Iya bu, ada apa?"
"Tolong ambilkan berkas-berkas ibu di kelas XI 4."
"Oh iya bu, boleh ajak Sheila bu?"
"Iya silahkan. Sheila kemari!"
"Iya bu"
"Kamu temani Raina ambil berkas-berkas ibu di kelas XI 4, ya!"
"Oh iya bu."
Raina dan Sheila berlajan melewati koridor dan naik ke lantai dua.
"Assalamualaikum."
"Ya, masuk!"
"Permisi bu, saya mau ngambil berkas-berkas nya bu Yani." Ucap Raina
"Ey kan, Raina dapet salam nih dari Adrian." Ucap Arden
"Ey kan,Ian bahaya." Lanjut Bonbon
Raina yang di ledekin pun hanya terdiam dia melihat Bara yang juga sedang menatap nya, lalu Raina memalingkan wajahnya kembali.
"Makasih ya Bu, assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
"Yah, cepet banget Rain, Ian kangen tuh katanya." Celetuk Arden, diikuti suara tawa semua.
"Sudah-sudah!" Bu Neni menenangkan.
"Anjir, Rain si Ian suka Lo?" Yang di tanya hanya.
"Heh diem aja lo."
"Hah? Apaan?" Ucap Raina
"Ian suka Sama lo?" Lanjut nya lagi.
"Gak tau gue." Raina tidak memikirkan apa yang di omongin Sheila tapi dia memikirkan Bara yang tadi melihat nya.
Hallo.. segini dulu ya, semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan comment:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince
Teen FictionUntuk pertama kalinya seorang gadis yang ceria mengejar pangeran dingin. Raina bingung dengan sikap Bara yang dingin hanya kepadanya saja, sedangkan dia itu ketua geng dari geng nakal.