Aku mulai menceritakan pada Nami semua hal yang terjadi dalam perjalanan kami untuk datang kesini.
"Souka. Jadi kalian mengalami itu semua hanya karena ingin membawa-ku kesini."Ucap Nami setelah aku menyelesaikan cerita-ku.
"Ya! Tapi tak perlu khawatir, kami baik-baik saja, Nami. Kami akan melakukan apapun demi kau sembuh, karena kau adalah teman kami, Nami."Ucapku sambil tersenyum.
"(Namamu)... Arigatou."Ucap Nami sambil tersenyum.
"Uhm! Bagaimana demammu, Nami?"Ucapku.
"Demamku sudah turun. Kalau begini, aku bisa lebih cepat kembali."Ucap Nami sambil menaruh telapak tangannya didahinya
"Souka. Yokatta."Tanggapku.
"Apa yang aku lakukan?! Aku tak punya waktu untuk berbaring disini! Vivi sudah menunggu."Ucap Nami sambil tiba-tiba bangkit terduduk.
"N-Nami, tolong jangan mengkhawatirkan itu terlebih dahulu. Kau masih agak demam, bukan?"Ucapku.
"Tapi Vivi sedang terburu-buru pergi ke Alabasta untuk melindungi negaranya."Ucap Nami.
"Aku tau itu. Tapi bahkan sekarang Kapten sedang bertarung. Lebih baik kau sekarang istirahat sampai Kapten selesai bertarung."Ucapku.
"Ini bukan waktunya berbaring ditempat tidur. Sebelum Dokterine kembali, aku harus segera kabur dari sini."Ucap Nami sambil bangkit berdiri dan membaluti tubuhnya dengan selimut dan kemudian dia menyerahkan pakaian hangat miliknya padaku.
"Ah, benar juga sih. Dokterine pasti akan melarang kita pergi. Tapi kan Nami, kondisimu..."Ucapku sambil menerimanya, lalu memakainya.
"Sssttt... Sudahlah, (namamu). Aku sudah baik-baik saja. Ayo pergi."Ucap Nami.
"B-Baiklah."Tanggapku menurut.
'Ceklek.'
Nami membuka pintu ruangan tersebut dan kemudian kami berdua berjalan keluar.
"Lucky! Cuacanya sangat cerah."Ucap Nami.
"Hahaha!"Tawa Wapol yang berada dibawa sana.
"S-Siapa dia?!"Pekik Nami.
"Ah! Dia mulut kaleng! Kenapa dia berada disini?! Seharusnya dia bertarung dengan Kapten!"Pekikku.
"Kalian berdua pasti temannya Mugiwara, kan?"Ucap Wapol.
Saat aku akan menjawab 'iya', tiba-tiba saja Nami menutup mulutku dengan telapak tangannya.
"Bukan! Kau salah orang. Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."Ucap Nami.
"Eh?! Aku salah?! Benarkah itu?!"Tanggap Wapol.
'Apa dia melupakan wajahku yang sedari tadi bersama Kapten?'Pikirku.
"Tentu saja! Aku hanyalah seorang navigator yang sedang singgah. Dan dia adalah adikku."Ucap Nami.
'Adik?'Pikirku.
"Gitu, ya?"Tanggap Wapol.
"Baiklah, kami berdua pergi dulu."Ucap Nami.
Lalu Nami menarikku untuk berjalan pergi.
"JANGAN BOHONG! JELAS-JELAS PEREMPUAN BERAMBUT MAROON ITU YANG SELALU BERSAMA MUGIWARA!"Teriak Wapol yang tiba-tiba sudah berada diatas juga.
"WUAAHHH!"Teriakku dan Nami yang lalu langsung berlari pergi dengan cepat untuk menghindari Wapol.
"Bodoh! Tunggu aku!"Teriak Wapol.
"Kau yang bodoh! Untuk apa aku menunggu kaleng jelek seperti dirimu?!"Teriakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece
FanficSeandainya kamu masuk ke dunia One Piece....... Ini ceritanya sama persis seperti One Piece yang biasa, hanya saja ada kamu didalamnya, kira-kira apa yang akan terjadi pada dirimu?