Desember

113 10 0
                                    

"Karena aku mengerti akan rasa,luka,dan aksaramu"

Sesuatu yang sampai saat ini masih terngiang di telingaku.
Caramu mengatakan hal itu menggerus sukmaku.
Menggetarkan seisi dadaku..
Meluluh lantahkan beku hatiku..

Salahkah aku menangkap ketulusan dari tutur katamu?
Salahkah aku merasa dimengerti oleh perangaimu?
Salahkah aku ingin menjadi tuan dari senyum mu?

Sahutan angin malam yang menyerukan kenyamanan,Mengantarku ke susunan jemarimu..
Jemari halus nan lembut itu..
Langit berawan yang membuka jalan hingga menyibak bintang, menggiring ku pada ragamu..
Raga hangat nan kuat itu..
Aku terjatuh padamu,terimakasih telah mendekapku..
Terimakasih untuk tempatnya, tempat di hatimu,tempat dihidupmu..
Aku bahagia..

"lihat dirimu! Kita hanya menjadi pengecut dihadapan jarak dan waktu"

Sesuatu yang cukup keras untuk hati yang sedang menjadi kepingan..
Kata yang selalu terdengar memekakkan..
Ucapan yang sampai saat ini selalu berhasil membuatku menelan kekalahan..

Gelap malam yang menyuarakan ketakutan..
Rintik hujan yang membisikkan kebimbangan..
Aku dan ragaku terkoyak oleh fikiran..
Aku dan rasaku digerogoti oleh perasaan..
Aku hancur oleh keadaan..
Aku terbunuh oleh dunia dengan cukup kejam..

Aku kacau,maaf membawa "kita" kedalam nya..
Aku hilang, maaf membuat "kita" mengalami hal yang sama..
Jika sesal adalah rasa yang dapat dikecap,mungkin lidahku sudah mati rasa karna terlalu sering mengecapnya..
Aku tak bisa memaafkan diriku..
Aku tidak bisa jika tidak membenciku..
Aku tidak bisa berhenti menyalahkanku saat fakta nya memang seperti itu!..
Semua ini salahku..

Hari hariku begitu dingin..
Waktuku terasa amat kosong..
Aku kehilanganmu bahkan ketika gerimis desember belum menjadi hujan lebat..
Aku melepasmu ketika hujan lebat desember belum reda..

-Rimada

Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang