Hari ini? esok? tak ada poin dari mencoba memahami semuanya, kamu adalah sesuatu yang tak diinginkan dan kamupun tak menginginkan, semuanya sudah gila sejak dari awal. rasanya tak ada batas dari sebuah kekeliruan, tinggal kumpulkan keberanian, yang jadi penghalangmu hanya ketakutan. Jika seperti itu terus, kamu akan terus hidup. kau yakin tetap begitu? bagimu hidup adalah hal yang buruk kan?
Beranilah
Beranilah
Beranilah
BeranilahHari ini kamu pun tak ingin bertemu malam kan?
Untuk apa lagi?
Mendengar musik?
Kau ingat? Telingamu kemarin berdarah atas ulah mu sendiri.
Skarang untuk apa musik musik yang kau dengar?
Kau sadar, suaranya semakin menjauh.
Menjauh, menjauh.
Sampai di titik dimana kamu serasa mendengarnya dari rumah tetangga dan kamu sendiri saja di sudut ranjang kasurmu.
Kamu menyedihkan.
Kamu bahkan tak kuat lagi melihatmu seperti ituAyolah
Beranilah!
Beranilah!
Beranilah, kau sialan..
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Şiir#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...