Cahaya berpendar remang
Disudut mata memandang
Isak tak asik terngiang
Akal pikiran melayangAku menolak bicara
Begitu pula mendengarnya
"Maaf rasanya aku tak butuh apa-apa"
Terlambat? Mungkin saja
Tersayat? Pastinya.Ya aku berbicara tentang tubuh
Yang rasa-rasanya aku sudah tak lagi butuh.
Aku bahkan bukan insan sembuh
RapuhAku menolak dicerahkan
Perkataanmu tak bisa dicerna pikiran.
Aku tak perlu motivasi
Aku sedang gila dengan aktualisasi
Tentang aku tak baik saja
Tentang aku yang lambat laun kehilangan semuanya
Menyilang menyakra, sayatan tadi pastinya.Walau tak dapat, aku tetap perlu ditanya.
Walau tak sempat, aku tetap perlu disapa.
Namun rasanya tidak.
Tak apa, begini saja.
Benar tak apa.
Bagiku semua tak ada artinya
Tak ada yang berarti apa-apa.Sudahlah, tutup saja.
Silang cakra dengan tetesan garam diatas sayatan.
Cukup temani begitu saja.
Kita berlomba, mana yang lebih dulu tertutupnya.
Sayatan Luka? Atau Usia?-rimada
![](https://img.wattpad.com/cover/166865347-288-k415306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Poetry#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...