Seiring juang pertahankan sadarku
Bergulir detak waktu
Seiring detik dari ufuk timur menyulut tak tentu
Ku pejamkan mata
Seiring dunia memejam mataharinya.
Jingga di ujung barat.
Serta segala beban hari yang kian berat.Kembali ku terdampar
Di perjalan yang sedari dulu membuatku gentar
Sesaat langkahku serasa sesat
Aku ingin melambai tangan
Mengibar bendera putih
Atu bertekuk lutut sebari bernafas lirih.Singkatnya, Aku kalah.
Dunia terhampar membuatku bergetar
Bumi meluas membuatku tak kan merasa puas
Berpautan pandang dengan manusia
Merangkak kotor di lantai semesta.
Tegasnya, Aku kalah.Tuhan tau yang terbaik.
Namun aku tak melihat ada pertanda segalanya kan membaik.
Rasanya langka sekali langkahku tertuju arah cahaya.
Langkah
Serasa hanya menyulam tali temali pakaianku di kubur nanti
Hanya hal yang menjauhi kehidupan yang ku selami
Tak ubah hanya menggali kubur ku sendiri.Suatu saat nanti
Saat dunia tak lagi menaungi
Tepuk pundak ku ketika ku berjalan terpogoh di padang yang luas tak tepi
Saat dimana dunia diselimuti kabut dan langit menjadi abu
Raih aku, di pekat gelap itu aku akan tetap mengenali jemarimu
Dan di dunia yang semakin menuju runtuh.
Temui aku dengan ingat yang utuh.
Karna segala sesuatu serta rinduku padamu, tidak akan pernah luruh-Rimada
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Poesía#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...