Melewati hari
Menjadi, memaksa membuka pagi.
Tiada habis luka aku turuti.
Menyeret langkah kembali.Akhir-akhir ini aku seperti mendengar malaikat bernyanyi.
Suara surga, akan seperti apa?
Dunia yang kulihat, sedekat apa dengan nya?
Simpan itu untuk nanti.
Dunia yang kupijaki kini, mengesalkan sekali.
Aku sampai-sampai ingin merusak sesuatu.
Tiada siapapun malam ini, sangat sepi.
Terpaksa ku menyasar sendiri.Ah, tiada.
Tiada yang bisa aku nikmati.
Aku harap aku baik dalam sesuatu.
Sepertinya menyenangkan menjadi sangat pandai dalam beberapa hal.
Nampaknya lega sekali saat dapat membanggakan sesuatu dari diri sendiri
Sepertinya senang menjadi bagian dari sesuatu.
Rasanya aku ingin berbicara banyak di sisa hidupku.
Ah, lupakan. Ada satu masa di hidupku dimana ponselku kuat menyala sepekan lamanya tanpa isi daya.
Ya, saking aku tak menggunakan nya untuk apa-apa.
Menydihkan ya, aku pikir aku sedang bermain petak umpet dengan orang-orang. Namun nyatanya aku bermain sendirian.Ruanganku berantakan.
Aku juga sama.
Dunia setelah ini bagaimana?
Apa berantakan pula?
Asal jangan dengan sepinya, berantakan pun tak apa.
Aku ingin pulang.-Rimada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Poésie#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...