Semalam bola mataku berpadu dengan mata cakrawala.
Kami seperti kedua insan beda dunia yang saling jatuh cinta
Sang alam yang hingar bercerita
Nikmatilah indah rayaku
Bergelayun lah diantara teduh damai udaraku
Layangkan lah renta tubuhmu padaku, kan kubangun kau dengan goresan pelangi.
kubasuh dengan embun pagi.
Hingga kau bangunlah dengan berani.Senyum simpul hiasi pojokan bibirku yang kering ini.
Simpul senyum ini hanya lah rasa kesal diiringi decak dengki.
Tak harus, tak perlu semesta berbaik hati.
Aku sudah tau sejak lama bahwa dunia tak sebaik itu.
Kata kata manisnya, bujuk halus rayunya, lantang sorak sorainya semua fana.
Dan kita tau bahwa semua fana adalah tak nyata. Dan nyata adalah segalanya bagi manusia dan sayangnya. Nyata itu juga fana.Siapa sangka sang kata adalah tuan berpura pura.
Mereka berteriak kau kuat, kau bisa, kau mampu, kau tegar, kau terpilih, kau halus dan kau harus!
Namun ditelingaku semua itu hanya terdengar seperti frasa bla bla bla bla
Ya. Ucapan mereka fana.
Ucapan mereka hanya jalan keluar dari kebingungannya dalam rangka menanganiku dan segala hal yang berantakan dan tak jelas di dalamnya.Seperti halnya ucapan ucapan mu, obrolan tentang betapa hebatnya aku. Obrolan tentang betapa mengagumkan nya aku. Semua palsu.
Bahkan cinta dan rindu yang tertutur dari bibirmu, semua semu
Bagaimana ketika ku kecap semuanya amatlah manis
Namun saat kuhirup dalam semuanya amatlah amis
Jangan berbicara padaku, atau mungkin jangan tatap aku. Jika yang kau bicarakan bukanlah aku. Jika saat kau berbicara bukanlah aku layangan tatap matamu-Rimada
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Poesía#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...