Baru-baru ini aku meminta pertolongan.
Bagaimana sebegitu hausnya aku akan baik-baik saja.
Aneh, tak sepertiku saja.
Dan petuahnya selalu saja perihal waktu.
Sampai situ, aku kembali lagi menjadi sepertiku.Aku tak ingin meminta pertolongan
Ponsel, jaringan, hubungan, kubuang.
Aku kembali menarik diri dari semua.
Menjatuhkan diri dalam elegi.
Tenggelam terkubur hari.
Terdiam, menangis, mati.
Luka yang sama, jawaban yang sama.
Waktu yang punya jawaban semuanya.
Maka akupun akan selalu menjadi aku yang lama
Aku yang pada saat itu baru mengetahui bagaimana dunia sebenarnya.
Aku yang pada saat itu diingatkan akan ketidakbaikan dunia dengan sebegitu kerasnya.
Ya, aku disitu sekarang.
Hanya seja dengan sakit yang ribuan kali lebih dalamPasalnya aku telah mencoba
Percobaanku telah berjalan
Hariku kembali menemui harapan
Bahagiaku sedikitnya dalam posisi aman
Dan, saat dunia menjadi hal yang sama saja.
Aku akan selalu menjadi aku yang sama saja.
Aku yang gelap
Aku yang sakit
Dan aku yang terhenti.Maka dari itu jangan beri aku jawaban yang sama.
Perihal waktu akan memperbaiki semuanya.
Tidak! Semua tak baik saja saat kau menyerahkan nya pada waktu saja.
Waktu tak punya jawaban nya.
Entahlah, atau mungkin waktu punya
Hanya aku saja yang masih mencarimu sebagai jawaban dari semuanyaWaktu tak bisa menjawab semuanya, karna untuk memberimu sebagai jawaban, waktu tak dapat melakukan nya.
-Rimada

KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Poetry#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...