Semalam, aku tersadar.
Hari-hari ku yang berat dapat ku ringkas dengan satu ungkapan singkat "aku merindumu"Mentari yang menguning
Menyingkap sepasang kelopak mata ku dengan halus.
Tersadarku, dari sekejap tidur tak nyenyak penutup rutinan malamku.
Di sela pikir yang masih sedikit demi sedikit menyatukan syaraf syaraf nya.
Belum selesai fikirku terbentuk utuh
Rasaku selalu saja maju mendahulu tertuju padamu.
Sebelum memejamkan mataku, sebelum tersadar penuh akan hidupku. Tanpa sadar, aku telah memikirkanmu terlebih dahulu.Jika hari ini sedikit baik, ingatku tertuju padamu
Jika hari ini buruk, aku harap di akhir waktu kau menemukanku.
Aku ingin membelaimu di kala bulan menampakkan taringnya.
Aku ingin mengecupmu di sela fajar berusaha menghangatkan kita.
Namun kita ini apa?
Pada akhirnya kita akan sama-sama menderita, kita tidak melawan apa-apa. Pada akhirnya kita tertunduk dihadapan dunia.Dunia, hal itu memang sudah tidak masuk akal dari awalnya.
Semua bukan salah kita
Mari berlayar ke tempat yang belum pernah kita kunjungi.
Mari mencari kunang-kunang bersama
Kita pergi ke dunia dimana tidak ada dunia disana.
Kau bukan syurga, bukan pula neraka, apalagi dunia.
Kau adalah bahagia, dan aku pemiliknya
Aku adalah cerita, dan kau pemiliknya.-Rimada
![](https://img.wattpad.com/cover/166865347-288-k415306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Puisi#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...