Bayang

65 8 0
                                    

Tersungkur lagi
Tangis yang pecah dalam sela waktu
Telapak tangan yang tetap erat menggenggam kepalaku
Jalan yang cukup buruk menuju pagi..

Baik ruang kamarku
Maupun yang ada dibalik jendela sana semua terlihat sama, hanya hitam abu yang menghiasnya..

Baik gelap langit kamarku
Maupun langit diluar sana, semua tak terlihat beda, sama sama memberi rasa putus asa.

Jeritku dalam diam nampak seperti peluru tak bertuan, menyeruak dari selongsong senapan tanpa arah tujuan,hanya berharap menembus bayang bayang walau ia tau hanya akan berakhir dengan sebuah kemustahilan.

Gerak ku dalam tenggelam penuh dengan kepanikan, mengombang ambingkan raga tanpa alasan, hanya berharap menyentuh sesuatu yang dapat kujadikan pijakan, walau ku tau didalam sini tak ada sesiapa..

Didalam sini, aku mendengar tangisku yang semakin menyedihkan..
Tak ada genggaman yang menguatkan.
Tiada nada yang menenangkan.
Hanya bayang.
Benar benar tersisa hanya bayang.

-Rimada

Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang