Mataku sedikit buram
Tubuhku yang pegal kini cenderung sakit. Aku dapat melihat memar di beberapa titik.
Dengan sedikit menyeret kaki ku, Aku menaiki satu persatu anak tangga.Kasur ku masih berantakan.
Lampu kamarku belum menyala.
Dan ini sudah mau pagi saja.
Aku lupa membawa air.
Tenggorokan ku kering sekali.Hei, aku pulang.
Ini bukan ulang tahunku atau semacamnya.
Aku tak bergembira walaupun telah menghabiskan hal yang aku suka.
Entah, karna pada akhirnya aku tak tahu untuk apa.Hai, aku pulang
Aku lelah.
Maukah kamu mengambilkanku segelas air.?
Membawakan aku handuk saat aku nembasuh wajahku yang lelah?
Membereskan tempat tidurku?
Lalu temani dan dengarkan aku bercerita.?Apa aneh saat aku mencintaimu sebegininya?
Aku merindukan suaramu setiap sebelum tidur.
Apa berlebihan jika aku bilang aku menginginkanmu lebih dari segalanya?Hei, aku pulang.
Aku menangis.
Disini sepi.
Sejauh apapun aku pergi.
Tanpamu pulang rasanya sunyi.
Aku merindukanmu, sungguh.-Rimada
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Poetry#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...