Langit nampak lebam.
Debu lembab terhempas angin
Keheningan yang memecah
Keramaian yang terbelah.Disini sepi
Semua orang pergi
Lampu yang setengah menyala.
Suara bergetar dari pengharum ruangan.
Lagu pelepas musim panas yang
diputar kecil agar tak menyaingi adzan.Penghujung minggu
Lelah, yang lain nya melepas penat.
Aku menyuluh sekarat.
Memilih terikat dan terjerat.
Sampai kapan lagi semua ini berlangsunh hingga aku benar-benar tak kuat.?Kemarau menghela ingat
Penghujan menuntun ikat
Desember dan dirimu yang memikat.
Apa kamu ingat?
Suatu hari dimana daun gugur menemani senja kita.
Kita tak bisa pulang malam.
Aku tak menyesal pula, mungkin jika kita kemalaman, akan banyak yang kita lewatkan.
Angin yang mengundang hujan
Dedaunan berbentuk oval yang berjatuhan memenuhi jalanan
Kamu tak sempat memetiknya ya?Menyebalkan bahawa semua ingat itu hanya dalam ingatku seorang terekam.
Bagaimana wajahmu yang indah bagai kelopak mawar.
Dan juga suasana kita yang sehangat bunga matahari.
Di kemarau lain nya, aku ingin membelaimu.
Kamu dan rambutmu yang baru kau potong itu.
Kamu cantik.
Aku tau itu tanpa harus melihatnya.Penghujung kemarau ini aku disini
Meminta waktu memanjakan khayalku
Berkunjung ke sisi dunia yang padamu pernah ku janjikan.
Menghabiskan waktu disana
Di dalam benak saja.
Penghujung kemarauku berikutnya, aku akan dimana?
Aku yang mati,? Aku yang tetap terbaring sambil mengingatmu seperti ini disini?
Aku tak melihat banyak aku.
Ada yang beda dengan kemarau kali ini
Kering kemarau kali ini diiringi keringnya hasrat dan inginku menjalani hidup lagiMenguap, terbakar, mengasap, mengabu. Dan kemudian hilang
-Rimada
KAMU SEDANG MEMBACA
Keresahan di Puncak Malam (SELESAI)
Poezie#4 in poetrycollection [17 - 03 - 2019] #18 in berpuisi [17- 03 - 2019] Jarum panjang serta jarum pendek jam dindingmu sejajar serasi diarah jam 12.. Langit malam yang pekat diikuti lampu lampu kamarmu yang mulai gelap.. Semilir angin dari jendela...