Chapter 05

12 0 0
                                    

"Ciee..." ledek perempuan yang duduk di samping Vanessa.

"Ih, apaan sih..." Vanessa tersipu malu.

"Baru hari pertama, udah jalan bareng sama cowok. Ganteng banget lagi." ujar teman sebelahnya.

"Itu kebetulan aja ketemu tadi pagi." Vanessa berkata dengan menahan malu.

****

Namanya Vanessa Agustine. Seorang perempuan yang masih berusia dua puluh satu tahun. Dia bekerja sebagai resepsionis di tempat di mana Rendy bekerja juga di sana. Pagi sampai sore hari, Vanessa berstatus sebagai pekerja. Jika sudah sore hingga malam, dia melanjutkan aktivitasnya sebagai mahasiswa kelas karyawan.

Vanessa adalah resepsionis yang paling cantik di antara resepsionis yang lain. Kulitnya kuning langsat dan cerah. Rambutnya hitam, lurus, panjang hingga menutupi lehernya. Bentuk tubuhnya ideal, idaman semua kaum adam di muka bumi ini. Langsing, namun padat dan berisi.

****

Waktu berjalan perlahan-lahan. Di mana matahari yang merangkak perlahan, kini sudah tepat berada di atas kepala. Itu artinya, waktu istirahat telah tiba. Vanessa hanya bisa menghela napas panjang karena dompetnya tertinggal. Dia hanya mengandalkan sarapan tadi pagi untuk bisa bertahan sampai malam hari.

"Makan ga, Nes?" tanya teman sebelahnya yang dengan nametag 'Nayla Putri Alesha' yang terpasang di blazer miliknya.

"Nggak deh, Nay... Lo aja." ujar Vanessa.

"Kenapa? Lagi diet?" tanya Nayla.

"Nggak kok."

"Atau... Oh, janjian sama mas ganteng tadi pagi? Hahahahaha..." Nayla meledek.

"Ih, apaan sih!"

"Duluan ya. Daaahhh..." Nayla melambaikan tangannya seraya berjalan meninggalkan Vanessa duduk sendiri di meja resepsionis.

Sepuluh menit sudah Vanessa ditinggal sendiri oleh rekan kerjanya. Wajahnya memucat karena menahan lapar. Dia hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya meminum air bening yang ada pada gelas kaca di atas mejanya untuk menahan rasa lapar yang sudah memerihkan perutnya.

"Hei..." sapa Rendy yang baru saja turun dari elevator.

"Eh, Pak."

"Udah makan, Nes?" tanya Rendy.

"Udah kok Pak." jawab Vanessa.

Rendy hanya berdiri di depan meja resepsionis sambil menatap Vanessa. Vanessa yang sedari tadi ditatap dengan tatapan tajam langsung salah tingkah. Wajahnya memucat hingga menjadi merah padam.

"Udah makan atau belum?" tanya Rendy sekali lagi.

"..."

"Dompet aja gak bawa, gimana makannya." ujar Rendy.

Rendy langsung mengambil tag dengan label "sedang istirahat" dan ditaruhnya di atas meja resepsionis. Vanessa yang melihatnya langsung terkejut tak bisa berbuat apa-apa. Rendy pun langsung menarik tangan Vanessa.

"Jangan ditahan kalau lapar, nanti sakit. Yuk!" Rendy menarik tangan Vanessa.

"Eh, kita mau kemana?" tanya Vanessa.

"Makan siang."

"..."

"Kamu itu teman pertamaku di sini. Udah, gak usah malu-malu." ujar Rendy.

"I... Iya, Pak." jawab Vanessa.

Rendy dan Vanessa berjalan ke arah area parkir sepeda motor. Di sana sudah terparkir sepeda motor milik Rendy yang terparkir khusus di area motor besar. Rendy memberikan helm yang satunya untuk Vanessa. Vanessa masih kebingungan dengan sikap Rendy.

Burung Kertas Merah Muda 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang