Chapter 12

13 0 0
                                    

Langit nampak gelap tanpa ada hiasan taburan bintang di atasnya. Awan yang berwarna kemerahan karena cahaya bulan, menyelimuti langit malam ini. Di waktu ini, Vanessa baru saja pulang dari restoran tempat dia bekerja sebagai pramusaji. Membawakan makanan seadanya untuk sang ibunda.

"Assalamu 'alaikum..." ucap Vanessa seraya membuka sepatu hitamnya di depan pintu.

"Wa 'alaikum salam..." balas sang ibunda.

Ibunda Vanessa sedang menderita sakit yang cukup serius. Batuknya tak kunjung berhenti. Baru saja Vanessa melangkah ke dalam, sang ibunda terjatuh dan bersandar pada dinding yang pudar warnanya. Batuknya mengeluarkan darah yang kental.

"Astaghfirullah! Mama!" Vanessa panik dan menghampiri mamanya. "Ya ampun, Ma! Kita ke rumah sakit aja ya..."

"Uang dari mana, nak? Memang kamu punya?" tanya mamanya.

"..."

"Udahlah... Mama gak apa-apa kok... Itu cucian mama masih banyak di belakang." ujar mamanya.

"Mama istirahat aja di kamar. Biar Nessa yang lanjutin..." ujar Vanessa.

"Eh, jangan... Kamu kan baru pulang, pasti capek..."

"Nggak, Ma... Mama istirahat ya, besok kita ke rumah sakit."

Vanessa membantu mamanya berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar. Vanessa juga membaringkan tubuh mamanya yang sudah lemah untuk beristirahat. Setelah membaringkan mamanya, Vanessa melepas pakaian seragam restorannya dan rok hitamnya. Dia berganti pakaian dengan baju lengan pendek serta celana pendek yang hanya menutupi pangkal pahanya, kemudian melanjutkan mencuci pakaian para tetangga yang menumpuk.

****

"Hei!" salah satu teman kerja Vanessa menepuk bahu Vanessa.

"Eh, ngagetin aja!" Vanessa mengeluh.

"Ngapain bengong?" tanya rekan kerjanya.

Saat ini, waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB. Di mana matahari sedang melaju pelan untuk sampai puncak tepat berada di atas kepala. Vanessa saat itu sedang duduk sendiri di belakang restoran karena kondisi restoran yang sedang sepi. Tiba-tiba saja temannya datang dan mengejutkan Vanessa.

"Gue lagi bingung aja." ujar Vanessa.

"Kenapa?"

"Gue butuh biaya buat bawa Mama ke rumah sakit..."

"Emang sakit apa?"

"Gue juga gak tau..."

Tiba-tiba saja atasan langsung dari Vanessa dan temannya muncul dari balik pintu dapur tempat mereka bekerja. Dia menghampiri Vanessa dan temannya yang kedapatan sedang mengobrol.

"Kalian ngapain di sini?" tanya atasan itu.

"Eh, maaf Pak..." Vanessa langsung berdiri dan bergegas masuk ke dalam restoran.

"Permisi, Pak..." dilanjutkan dengan rekan kerja Vanessa yang berlari kecil masuk ke dalam.

"Bukannya kerja, malah ngobrol..." gumam atasan mereka.

Satu per satu restoran ini didatangi oleh pengunjung. Vanessa kini mulai sibuk mencatat pesanan para pengunjung yang ingin menyantap makan siang. Vanessa mengambil pensil dan kertas untuk mencatat pesanan dari meja yang sudah diberikan nomor sesuai urutannya. Salah satu seorang pengunjung memperhatikan Vanessa dari ujung kepala hingga ujung kakinya.

"Maaf, mbak... Penampilan saya kurang menarik ya?" tanya Vanessa.

"Oh, nggak kok... Kamu cantik." ujar pengunjung itu.

Burung Kertas Merah Muda 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang