Chapter 39

7 0 0
                                    

"Heh, mau apa lo!" Gavin berseru keluar dari mobilnya.

"Mana Anna!"

"Anna udah bukan urusan gue lagi!" ujar Gavin. "Berani-beraninya lo mecahin kaca mobil gue! Giliran lo yang gue pecahin kepalanya!" lanjut Gavin.

"Maju!" Rendy melempar kunci stir ke bawah.

Tidak ada keraguan yang dirasakan oleh Gavin. Dia langsung maju menerjang Rendy. Melayangkan tendangan ke arah tubuh Rendy, namun Rendy bisa menangkis dan menghindar. Rendy pun membalas, dia mendekat dan mencoba meninju Gavin. Tapi sayang, Gavin terlebih dulu mendorong tubuh Rendy menjauh.

"Muai thai... Hahahahaha! Sini maju!" Gavin kembali berseru.

Rendy terlihat sangat marah. Emosinya menguasai penuh hati dan pikirannya. Menyerang Gavin secara brutal tanpa jeda. Tetapi, Gavin berhasil menghindar dan menepis semua serangan Rendy. Gavin hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. Otaknya masih mampu untuk berpikir mencari celah untuk mengalahkan Rendy.

Vanessa justru masih duduk terikat dalam mobil Gavin. Dia mengambil gunting yang baru saja dipakai Gavin untuk memotong kemeja miliknya. Vanessa berusaha memotong perekat yang mengikat kedua tangannya. Perlahan dia mencoba memotongnya. Sesekali, Vanessa mengenai tangannya sendiri hingga terluka. Dengan bermodal perasaan dan perkiraan, Vanessa mencoba menggunting ikatannya. Tangan yang menyiku dan menyilang di belakang punggungnya, membuat dia tak dapat melihat ikatannya. Dia merintih kesakitan namun tak dapat berteriak karena mulutnya tertutup perekat yang berlapis.

*BUG!*

Sebuah tendangan keras menghantam wajah Rendy. Rendy langsung jauh tersungkur ke atas tanah. Kepalanya seperti berputar tak tentu arah. Bagai orang sehabis meminum minuman keras. Tapi, jerih payahnya tak hanya sampai di situ. Dia tetap berusaha berdiri dan melawan Gavin.

"Masih bisa berdiri ternyata..." ujar Gavin.

"Gue gak akan berhenti sampai lo kasih tau gue di mana Anna!" ujar Rendy.

"Anna? Gue gak tau dia di mana... Dia udah kabur..."

"Dasar brengsek!"

Rendy kembali menerjang Gavin. Namun, konsep close-ranged fighting-nya mampu dikalahkan telak oleh Gavin yang memiliki kemampuan taekwondo dan kempo. Sungguh tak memungkinkan Rendy mengalahkannya hanya bermodalkan ilmu bela diri yang saat ini dia tekuni.

Satu tendangan dilayangkan Gavin, tepat mengenai bagian dada Rendy. Tendangan berikutnya pun berhasil mendarat di wajahnya. Rendy sudah benar-benar kehabisan tenaga. Menahan rasa sakit yang diakibatkan oleh serangan dari Gavin. Tendangan terakhir bisa ditahan oleh kedua tangan Rendy. Tapi, justru ia terlempar mundur dan jatuh tak bisa bangkit lagi. Tendangannya sangat kuat dan Rendy tak mampu menahannya.

"Segitu doang, Rendy? Cowok lemah yang katanya mau jaga Anna sampai mati... Hahahahaha!" ujar Gavin.

"..." Rendy mencoba berdiri namun tak kuasa.

Tak cukup sampai di situ, Gavin masih berjalan perlahan menghampiri Rendy yang sudah tersungkur tak berdaya. Melangkah perlahan karena Gavin juga mengalami cidera ringan akibat menahan serangan Rendy yang tak kalah kuatnya. Hanya saja, Rendy kalah kemampuan dengan Gavin.

*BUG!*

Sebuah hantaman kuat tepat mengenai bagian otak kecil Gavin. Dia dihantam dari belakang menggunakan kunci stir milik Rendy yang tadi tergeletak di atas tanah. Gavin seketika hilang keseimbangan lalu jatuh tersungkur. Dia juga hilang kesadaran yang membuat Gavin jatuh pingsan. Pelaku pemukulan itu tak lain adalah Vanessa. Dia berhasil melepaskan perekat yang mengikat pada kedua tangan, kaki, dan mulutnya.

Burung Kertas Merah Muda 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang