Chapter 47

91 0 0
                                    

*BUG!*

Sebuah pukulan keras menghantam wajah Winarto. Tiba-tiba saja Rama datang lalu memukuli Winarto yang sedang bersantai di padang rumput yang biasa mereka jadikan tempat merebahkan tubuh mereka sejenak. Winarto tak sempat melawan karena kebingungan mengapa kawan sejatinya tiba-tiba saja menghajar dirinya.

"Sahabat macam apa kamu, Win!" sahut Rama.

"Tunggu, Rama! Ini ada apa!" ujar Winarto sambil menahan tangan Rama.

"Persetan denganmu! Ternyata selama ini kau menyembunyikan hubunganmu dengan Ratna!" ujar Rama.

"Tahan emosimu, Rama..."

"Ah! Brengsek kamu, Win!" Rama meronta dan kembali memukuli Winarto.

Winarto tak bisa melawan. Rama menyerangnya dengan membabi buta. Hanya sempat beberapa kali menangkis pukulannya. Setelah puas memukuli temannya, Rama pergi meninggalkan Winarto sendiri.

"Kau ingat baik-baik, Win! Aku akan menjadi lebih baik darimu dan merebut Ratna dengan caraku!" ujar Rama lalu pergi.

****

Hubungan mereka berdua kini hancur. Tak bisa disatukan kembali. Rama lebih memilih menjalani hidupnya sendiri. Menganggap bahwa Winarto adalah saingat beratnya. Menjalani sisa-sisa tahunnya di masa perkuliahan hingga akhirnya mereka berdua lulus dan bekerja di suatu perusahaan.

Dua tahun berselang, Winarto dan Rama tak saling komunikasi. Tali hubungan mereka sudah benar-benar putus. Tapi, hubungan antara Winarto dan Ratna masih terjalin harmonis hingga saat itu. Bahkan, Rama juga kerap masih berhubungan dengan Ratna walaupun hanya dianggap sebagai teman biasa. Hingga suatu hari, Rama mengundang Ratna ke acara ulang tahunnya melalu pesawat telepon.

"Halo..."

"Halo, Ratna ya?"

"Iya betul..."

"Aku Rama..."

"Hahahahaha... Aku sudah kira, suaranya kayak ku kenal..."

"Hahahaha... Aku mau undang kamu besok ke acara ulang tahunku, kamu datang ya..."

"Besok ya? Hhmm..."

"Aku jemput besok sore di rumahmu..."

"Iya... Baiklah... Dijemput kan?"

"Iya, Ratna..."

"Oke, aku tunggu besok ya..."

"Sampai jumpa besok..."

****

Waktu sangatlah cepat berlalu. Hari telah berganti melampaui yang sudah berlalu. Ratna dan Winarto sedang berdua melepas rindu di teras rumah Ratna yang sejuk dan asri. Ditemani oleh embun pagi yang menyegarkan jiwa, raga dan hati. Winarto melihat ada gerak-gerik yang tak biasa dari Ratna.

"Kamu kenapa, Ratna?" tanya Winarto

"Aku gak kenapa-napa, Mas..."

"Ada yang kamu sembunyikan?"

"Gak ada, Mas..." jawab Ratna.

"Jujurlah... Aku tau kamu ada yang dipikirkan..."

"Mas..." Ratna menghela napas panjang. "Janji sama aku, jangan marah..."

"Iya."

"Rama mengundangku sore ini ke pesta ulang tahunnya." ujar Ratna.

"Bukannya sudah aku bilang jangan berhubungan lagi sama dia?"

Burung Kertas Merah Muda 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang