Chapter 44

10 0 0
                                    

"Itu ada apa ya, Pa? Rame banget..." tanya Gavin.

"Entah... Ada acara lamaran kalau didengar..." jawab Rama.

Gavin dan juga ayahnya yang bernama Ramaditya kebetulan sedang berada di restoran yang sama. Mereka juga mengadakan acara makan malam bersama dengan client mereka. Tapi, acara mereka sedikit terganggu karena suara gemuruh dari seluruh penjuru restoran.

"Vin, itu bukannya Anna yang disebut?" tanya Rama.

"Eh, iya... Jangan-jangan itu Rendy sama Anna..." ujar Gavin.

"Gak mau kamu kejar?" tanya Rama.

"Buat apa, Pa? Lagian selama ini Anna cuma pelampiasanku dari Anita doang..." ujar Gavin.

"Aku boleh ke sana kan, Pa?" tanya Gavin.

"Ngapain?"

"Kasih selamat aja ke Anna... Bentar, Pa..."

"Eh, Vin! Mau ngapain sih!" Rama mencoba menahan.

"Sebentar doang..." Gavin beranjak dari duduknya dan menghampiri Rendy dan Anna yang sedang berjalan turun dari panggung.

Gavin berjalan perlahan. Melewati deretan-deratan meja yang dipenuhi oleh pengunjung yang sibuk menatap Anna dan Rendy. Berjalan ke arah di mana Anna dan Rendy duduk untuk menikmati hidangan yang disediakan.

"Anna..." Gavin memanggil.

Anna terkejut karena melihat Gavin. Menggenggam erat tangan Rendy karena rasa takut yang sangat mendalam karena kejadian yang dialami oleh Anna. Rendy langsung berdiri dan menatap Gavin dengan tatapan tajam bagai singa yang ingin memangsa buruannya.

"Mau apa lagi?" tanya Rendy.

"Santai, Ren... Gue cuma mau kasih selamat..." Gavin mengangkat kedua tangannya sebagai tanda dia datang dengan damai.

"Dan, gue juga minta maaf atas kejadian kemarin..." lanjut Gavin.

"Maaf? Segampang itu?" ujar Rendy.

Mamanya Rendy berdiri dan berjalan ke arah di mana Gavin berdiri. Melihat Gavin dari wajah hingga ujung kaki. Tatapannya bukan tatapan kebencian. Tetapi, tatapan seakan tak percaya ada seseorang yang sosoknya dirindukan.

"Kamu... Gavin... Anaknya Rama?" tanya Mama.

"I... Iya..."

"Kamu sudah besar ya..." Mama Rendy memegang lengan Gavin.

"Jangan kau sentuh anakku, Ratna!" bentak Rama dengan nada tinggi.

Tiba-tiba saja ayahanda dari Gavin muncul. Tak ingin anaknya disentuh oleh ibunda dari Rendy. Gavin pun nampak bingung dan bertanya-tanya mengapa dia tak boleh disentuh oleh ibunda Rendy.

"Papa kenapa sih? Kayak anak kecil tau nggak!" ujar Gavin.

"Kamu gak tau apa-apa, Vin!" jawab Rama.

"..." Mama Rendy hanya diam menatapnya.

"Pak, jangan kasar-kasar sama orang tua saya!" ujar Rendy dengan nada tinggi.

"Kau anak kemarin sore! Masih terlalu hijau jika ingin melawan!" balas Rama.

"Pa! Kenapa Papa diam?" tanya Rendy pada Papa.

"Ren, duduklah... Kamu gak tau apa-apa soal masalah ini... Biar mereka yang selesaikan... Kebetulan mereka bertemu..." jawab Papa.

"Ini ada sih, Pa?" tanya Gavin.

****

"Hayo!" Nayla menyenggol lengan Vanessa yang sedang menumpu kepalanya.

"Aduh! Apaan sih, Nay!" Vanessa menggerutu.

Burung Kertas Merah Muda 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang