Chapter 21

15 0 0
                                    

Hari sudah sore. Kumandang adzan sudah terdengar. Terlihat sepasang murid lelaki dan perempuan berhijab putih berjalan menuju masjid belakang area sekolah mereka. Mereka melaksanakan ibadah ashar terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan menuju rumah mereka. Setelah selesai beribadah, tiba-tiba saja murid lelaki ini dihadang oleh kerumunan kakak kelasnya di area parkir sepeda motor. Lelaki itu dipukuli dan dihabisi, sementara sang murid perempuan berteriak, menangis, sambil memeluk lelaki tersebut yang sudah tak sadarkan diri dan mengeluarkan banyak darah dari kepalanya. Kerumunan kakak kelas tersebut akhirnya mengambil langkah seribu dan membubarkan diri.

"Bang Gavin..."

"Ya, gimana Fa?"

"Gue sama temen-temen gue udah berhasil habisin Rendy..."

"Bagus! Gimana dia sekarang?"

"Pingsan... Terus gue tinggal kabur... Tapi, ada satu masalah Bang..."

"Apa?"

"Dia ada yang lindungin... Itu cewek selalu ada di mana ada Rendy..."

"Biar jadi urusan gue... Sekarang dia di mana?"

"Gue liat dia sama guru BK sekarang... Kayaknya mau bawa Rendy ke rumah sakit deket sini bang..."

"Oke, gue ke sana. Bayaran lo nanti gue kasih full..."

"Wah, terima kasih Bang!"

****

Sore itu, lelaki bernama Gavin baru saja menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas di Jakarta. Dia ingin bergegas menuju rumah sakit untuk menemui sang perempuan yang selalu ada untuk Rendy demi melancarkan rencana jahatnya. Dia berjalan di lorong kampus dan tak sengaja bertemu dengan mantan pacarnya.

"Hai, Anita!" sapa Gavin.

"..." Anita hanya melirik dan melanjutkan langkah kakinya.

"Eh, Nit... Tunggu!" Gavin mengejarnya.

"Apa lagi sih, Vin!"

"Kamu masih marah sama aku?" tanya Gavin.

"..."

"Maafin aku, Nit..."

"Vin, aku gak marah sama kamu dan aku udah maafin kamu sebelum kamu minta..." ujar Anita.

"Gak ada kesempatan sekali lagi untuk aku memperbaiki semuanya?" tanya Gavin dengan penuh harap.

"Vin... Kejadian itu gak akan pernah bisa aku lupain... Apa yang udah kamu lakuin ke aku gak akan bisa terhapus dari memori ingatanku begitu aja... Maaf, aku gak bisa..." ujar Anita.

"Kamu mau pulang? Aku antar ya..."

"Gak usah... Aku mau pulang sendiri aja... Maaf, aku udah gak percaya lagi sama kamu... Permisi." ujar Anita seraya berjalan cepat meninggalkan Gavin.

Gavin hanya tersenyum melihat Anita pergi. Dia juga bergegas pergi menuju tempat di mana mobilnya diparkirkan. Setelah itu, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang cenderung santai karena lalu lintas tak terlalu padat dan ramai. Tak butuh waktu lama untuk menuju rumah sakit di mana perempuan berhijab itu menunggu sang murid lelaki sadar dari pingsannya. Setelah sibuk mencari, Gavin akhirnya menemukan sang perempuan berhijab yang masih dengan seragam sekolahnya yang dipenuhi dengan noda darah.

"Hei!" sapa Gavin.

"..."

"Baju kamu kenapa?" tanya Gavin.

"Gak apa-apa... Kena darah aja..." jawab perempuan itu.

"Kenapa bisa? Kamu tawuran?" tanya Gavin.

Burung Kertas Merah Muda 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang