Selain predikat Presiden Direktur MalphaIN Group sekaligus pewaris keluarga aristokrat Min, Yoongi, lelaki berusia tiga puluh tujuh tahun tersebut memiliki sandangan lain. Duda beranak satu yang ditinggal mati istrinya ketika melahirkan malaikat kecil Min Jimin lima tahun silam.
Sungguh, ditinggalkan begitu saja saat baru cinta-cintanya adalah cara lain untuk bunuh diri secara perlahan. Karena, bangkit dari keterpurukan lantaran sebelah hati yang dirampas pergi dan takkan pernah kembali itu sama seperti jatuh ke jurang kemudian setengah badan ditimpa batu. Mati tapi nyatanya tidak. Otak jenius Yoongi bahkan buntu tatkala mengalaminya. Dan, bagus sekali, ia mampu bertahan sejauh ini.
Min Yoongi bukan budak cinta, tetapi sekali mengenal cinta, ia akan gila kalau kehilangan; berlaku ke semua orang. Dan beribu-ribu kali, Yoongi berterima kasih atas kehadiran jagoan kecilnya yang tengah memainkan robot-robotan bersama dua bocah lain di depan televisi, karena sudah menjadi kekuatannya.
Helaan panjang dari hidung Yoongi menarik minat seseorang di sampingnya.
"Ada masalah, Hyung?"
Lupakan kehidupan romansa Min Yoongi yang kandas sebegitu cepat. Pasalnya, tepat sasaran, ini masalah lain. Yoongi yang anteng dan bermulut silet itu kalau bergelagat lain pasti memicu pertanyaan. Dan untuk seukuran makhluk yang telah bersama sejak masih ingusan, Jung Hoseok pasti peka.
"Terkenang mendiang istrimu?" Hoseok bertanya kembali.
Yoongi lekas menggeleng dua kali. Jika mengatakannya, pasti ditertawai. Tapi kalau disembunyikan juga rasanya aneh. "Aku habis membuang uang."
"Buang ke mana? Tempat sampah? Atau jangan-jangan KLU—"
Dengan gesit, Yoongi menutup mulut cempreng Hoseok agar tak menuntaskan kata yang merujuk tempat orang dewasa tersebut. Bahaya, 'kan? Ada tiga manusia yang baru akan tumbuh di sekitar mereka. Belum lagi, jika seorang wanita punya Hoseok yang berkutat di dapur tersebut mendengar. Bisa-bisa Yoongi habis diejek—biarpun ia pandai mengacuhkan. "Bukan. Untuk biaya pengobatan orang asing."
Hoseok telah dilepas usai memohon ampun. "Orang tidak dikenal maksudmu?" ralat Hoseok kemudian mendapat anggukan. "Wah, Min dermawan Yoongi telah kembali!" Hoseok berbinar menggoda. "Tapi, Hyung, bukankah itu bagus? Lalu, di mana masalahnya?"
Nah, itu dia. Yoongi juga kurang mengerti, kenapa ia masih terpikir, padahal Yoongi betulan ikhlas. Anggaplah Yoongi dermawan dan menjadi sedikit lebih peduli setelah kehilangan—walaupun tanpa sadar ia juga pribadi yang memiliki empati.
"Hobi, kau tahu Park Reiha?"
"Park Reiha? Hm, siapa, ya—ah, gadis yang cukup terkenal di golongan pasien anak-anak? Ya, aku tahu dia dari Jaechan, sih." Hoseok meneleng. "Kenapa?"
"Tidak ada," kelit Yoongi.
"Kau aneh, Hyung."
Memang.
"Anak-anak, Hoseok, ayo makan!" seruan suara perempuan menyeruak di pendengaran mereka hingga memunculkan wujudnya di balik sekat. "Jimin-ie dan Yoongi-oppa juga, ayo makan! Aku masak banyak."
Di tengah sorak-sorai ketiga bocah yang berlarian, Yoongi melirik arlojinya. "Jeon Yumi, aku penasaran." Yoongi mendongak lalu menyipit pada Yumi. "Sekarang jam makan apa?"
"Jung Yumi, Hyung." []
KAMU SEDANG MEMBACA
sérendipité
Fanfiction[COMPLETED] [Side story of Marriage Contract With Jung Hoseok] Tanpa Min Yoongi minta, takdir menawarkan gadis muda bernama Park Reiha untuk menjadi penyangga dalam kehidupannya yang timpang. Start: 15 Januari 2019 Finish: 07 Desember 2019 ©suyomini...