[22]

1.2K 223 62
                                    

Kendati tampak normal-normal saja— menata hidangan dalam piring lalu ditaruh ke atas meja—sebenarnya Yoongi sedikit terganggu akan perselisihan kecil dalam dirinya. Semua mengarah pada gadis yang sengaja Jimin boyong ke rumah beberapa menit belakang dengan kehebohan. Dan sekarang, gadis itu sedang bersama wanita-wanita yang Yoongi harap cukup bijak agar tidak mendoktrinkan suatu hal pada gadis muda di luar pengawasannya. Yoongi tahu, para wanita, manalagi Yumi yang geregetan menyoal ketimpangan status dan hubungan Yoongi yang mesti diakhiri. Sedari dulu, wanita satu itu selalu saja bak revolusioner.

Yoongi mencoba percaya, dan rupanya keputusan tersebut tidaklah salah. Terbukti ketika makan bersama berlangsung, tidak satu pun dari mereka menyerempet pasal perkembangan hubungan Yoongi dan Reiha, seperti kala mereka menggoda. Sebatas percakapan mengenai tetek-bengek hidup, dan terlalu normal.

Normal sekali.

Sampai kecurigaan merangsek lalu bergelayut di mata awas Yoongi. Jika asumsi di benaknya terbukti, maka Yoongi berharap mulutnya bisa menyelamatkan.

Jadwal makan telah usai, keadaan berbalik sedia kala seperti pada hakikatnya. Wanita-wanita sibuk membersihkan dapur dan segala perincian, laki-laki meluruskan pinggang dan kaki di punggung sofa. Anak-anak? Mereka sudah terkapar mengelilingi Jungkook di satu tempat yang dapat dipantau dari ruang tengah. Terlelap bunga tidur, walau ada satu bocah yang masih terjaga dengan buku di tangannya.

"Mungkin kau sudah mendengarnya berkali-kali, tapi Yoongi-hyung, kalian benar-benar cocok."

Yoongi menyeret manik kembarnya memicing lalu mendengkus. Kecurigaannya terbukti valid, tapi ia berterima kasih karena mereka tidak mengaspirasikannya di depan Reiha.  "Jangan sembarangan," desis Yoongi seraya menghentak tangan untuk enyahkan kepegalan.

Seolah tuli, Hoseok menyambung, "Lekas sahkan, Hyung. Kasihan Jimin, mau menikah, tapi mesti menunggu kau
lepaskan status dudamu dulu." Hoseok bereposisi mencari titik nyaman. "Ah, dia cerita. Bibi Park dan Bibi Min menunda pernikahannya dengan alasan yang kusebut tadi. Namun, penundaan tidak akan terjadi dengan syarat membuatmu ingin menikah dalam waktu dekat. Jadi, Hyung jangan heran, jika dia seaktif ini."

Menggeser fokus, mata sempit Yoongi disesaki pemandangan Jimin yang meringkuk tidur di karpet lantai. Rasa bersalah lantas berkecamuk. Adik iparnya jadi kena imbas dari ambisi kedua ibu mereka agar Yoongi cepat-cepat mengisi tempat yang telah ditinggalkan Jihyun. Padahal kalau betulan ingin melihat pernikahan, kenapa tidak lekas nikahkan saja Jimin dengan kekasihnya, Bae Sheira, yang dengar-dengar sudah melalui prosesi lamaran romantis? Bukan malah tunggu Yoongi luncuti statusnya, dan menjegal dua kebahagiaan lain.

Yoongi pun bukan tak pernah bilang enggan menikah lagi. Nanti. Nanti ia pasti akan menikah. "Tapi bukan dengan Park Reiha."

"Ya, Hyung?" Hoseok menagih bersama kernyitan di dahi, pun ia spontan tegakan punggung akibat gumaman Yoongi yang kelewat pelan.

Sejemang Yoongi menghela kemudian memperjelas kalimat, "Aku tidak akan menikahinya. Park Reiha."

Mata Hoseok membeliak, bilah bibirnya turut melengkung ke bawah. "Loh, kenapa?" Ayah tiga anak itu berkedip cepat, tidak percaya akan pernyataan sahabat yang sudah ia anggap seperti saudara kandung ini. Padahal Park Reiha bukanlah kandidat yang buruk untuk dijadikan Yoongi pendamping, bahkan menurutnya buruk tak cukup pantas mengecap Reiha mengingat betapa kental ikatan antara ia dan Jimin. Hoseok pun berani jamin, mereka bakal disangka ibu dan anak dari keluarga bahagia oleh orang-orang yang menyaksikan interaksi mereka. "Kenapa, Hyung?"

"Setiap keputusan pasti ada alasan," Namjoon yang sedari tadi menyimak di balik kelopak kembar terkatup, menengahi. Ia bebaskan punggung dari kecupan sofa, menolak tubuh ke depan sedikit merunduk dengan dua tangan menyanggah di paha. Fokus tajamnya terlihat tenang, tapi di lain sisi tertangkap kilat intimidasi. "Jadi, apa alasan sehingga kau bisa bekata bahwa kau tidak akan menikahinya, Hyung?"[]

sérendipitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang