[36]

985 200 48
                                    

Atensi sempit Yoongi seperti terkunci pada satu objek yang kendati tampak terjaga, tetapi seakan menyelami alam bawah sadar. Kedipannya tidak normal dan memancarkan kekosongan, bahkan tidak sadar kalau mobil Yoongi sudah berhenti tepat di depan gerbang Aurora.

Rasa bersalah Yoongi semakin menyeruak, dan di lain sisi, dia memaki ketololannya. Andai saja dia tidak tuntas juga sembarangan merecoki jalan hidup orang, mungkin gadis ini bakal tetap ceria dengan caranya sendiri.

Menyelematkan ketenangan hidup dengan menghancurkan hidup seorang gadis yang biarpun sudah tidak sempurna namun masih berusaha mempertahankannya. Padahal Yoongi tahu garis besar sepak terjang Reiha agar tetap bernapas hingga usia seperempat abad. Namun, dengan tidak tahu malu, Yoongi malah nyaris merusak usaha gadis itu atas dasar menyembahkan pilihan terbaik.

Dasar bajingan, kutuk Yoongi tanpa desibel. Merasa tidak ada ubahnya dengan Kim Jihoon membikin Yoongi semakin marah. Dia akan pastikan ucapannya betul-betul terealisasi bila keturunan Kim itu melangkahi batasan yang diultimatumkan. Dan soal keturunan Kim lain, orang yang menawarkan sebilah pisau kepada Yoongi agar menghujam garis leher Reiha, Kim Taehyung, Yoongi janjikan balasan tersendiri untuk bocah itu lantaran telah menyelewengkan kepercayaannya.

"Reiha." Yoongi memulai konversasi bersama suara rendah. Berusaha memecah atmosfir datar di antara mereka. Dan ternyata cukup menjadi stimulus yang kuat bagi Reiha guna berhenti mengisolasi diri di alam pribadinya.

"Oh, sudah sampai?" Seiring perpindahan posisi kepala, bola mata gadis Park pun ikut mengedar. Memverifikasi apakah yang dia tanyakan benar atau tidak. "Sudah sampai rupanya," Reiha mengulang. Gelagatnya mengentarakan bahwa dia dilanda kebingungan. Apa yang hendak dilakukan semua terasa salah, bahkan ketika ia akhirnya memegang sabuk pengaman. "Aku permisi dulu, Paman. Terima kasih sudah mengantar, dan hati-hati di jalan," pamit Reiha, menunduk berkali-kali seraya melepaskan benda keselamatan tersebut.

Namun, tatkala sudah terbebas dan siap meninggalkan posisi, tangan Yoongi menahan pergelangannya, mengakibatkan mau tidak mau kembali berhadapan. Mereka bersirobok seolah sedang menukar keunggulan masing-masing manik.

"Maafkan aku," ucap Yoongi bersama raut penuh penyesalan. "Untuk apa yang terjadi padamu di hari ini dan di hari-hari yang lalu, semua, maafkan aku."[]

Rabu, 20 November 2019.

sérendipitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang