Selain Min Jimin, keluarga dan sahabat, biasanya Yoongi apatis saja menyoal tetek-bengek semacam ulang tahun. Ah, bahkan sahabat, terutama Hoseok sekalipun pernah Yoongi acuhkan, meski ujungnya ditarik untuk terlibat juga. Akan tetapi, khusus si esentrik Park Reiha yang kevalidannya belum tentu benar, isi kepala Yoongi mendadak gemas sekali. Beruntunglah hari ini tidak ada jadwalnya sebagai pempimpin perusahaan. Coba kalau ada? Maka Yoongi tidak terlalu yakin, berkas-berkas penting perusahaan tidak terinterupsi lantaran otaknya terus diinvasi problema hari bertambah usia Reiha.
Yoongi tidak sepenuhnya mengiyakan, bahwasanya Reiha ini lancang. Maksudnya, bisa sekali membikin Yoongi terus terpikir pernyataan mengejutkannya kemarin. Padahal bukan siapa-siapa andaikan ditilik ulang. Mungkin saja karena rasa terima kasih Yoongi atas jasa Reiha yang memberi taburan keriangan pada mata Jimin yang terkadang tampak meredup di lensa pribadi Yoongi. Menemani hingga Jimin mendeklarasi betapa menyenangkannya tidur bersama. Mengurus Jimin termasuklah Yoongi, padahal dia mesti bekerja dan istirahat. Rasanya, lidah Yoongi terlampau kaku kalau jelaskan rentetan lainnya.
Yoongi memindahi titik fokus pada sesuatu yang tergeletak di atas meja. Jika alasan di balik itu memang demikian, Yoongi pikir Reiha layak mendapatkan timbal baliknya. Kendati Yoongi cukup skeptis terhadap objek perwakilan atas terima kasih tersebut. Reiha mungkin esentrik, tetapi apa tidak terlalu aneh kalau dihadiahi semacam itu? Namun, ia juga tak sanggup berkutik, Yoongi bahkan tidak temukan sebuah ketetapan setelah pencarian bersama Jimin tadi siang.
Keduanya tidak tahu. Koreksi, bukan tidak tahu, sebab yang satu bingung memilih dan yang satu mengajukan saran; "Belikan Rei-ssaem satu truk es krim saja, Ayah! Ssaem pasti suka!"; yang lantas Yoongi balas; "Rei-ssaem atau Jimin, hm?"; dan si bocah Min hanya pampangkan cengirannya.
Bisa jadi malaikat berseliweran menaruh simpati melihat mereka berdiri di ambang kebuntuan, seorang pelayan dari sebuah toko memberi Yoongi pilihan mutlak. Walau memang diseret paksa, karena Jimin yang begitu antusias menyetujui, Yoongi pun oke saja.
"Ayah, Rei-ssaem kapan datangnya?" Jimin beringsut naik ke pangkuan Yoongi setelah berkutat lama pada konfeti. Bosan tidak kunjung mulai aksi untuk kejutan, mungkin.
Sebetulnya, Yoongi hanya ingin memberi Reiha sebuah hadiah. Akan tetapi, Jimin yang ternyata menyimak percakapan mereka, mati-matian mengusulkan menciptakan sebuah kejutan kecil—nyaris saja Jimin meminta Yoongi adakan pesta besar-besaran kalau Yoongi tak pandai kecohkan kesempatan—segera selepas mereka menaiki mobil untuk perjalanan pulang. Alhasil, Yoongi mesti menitah Reiha ke rumah dengan alibi Jimin mogok makan, baik instan maupun masakannya.
Gara-gara Min Jimin, dia jadi sangat tidak Min Yoongi. Ya, apa daya, dia hanya seorang ayah dari bocah super lucu berumur lima tahun yang terlampau ia cintai.
"Harusnya sudah datang." Yoongi mengusap lembut surai legam Jimin.
"Tapi kenapa belum datang?"
"Macet?" Yoongi mengedik. "Atau mungkin punya urusan mendadak, makanya dia sibuk? Ayah juga sering begitu, 'kan."
Jimin yang sendu sekaligus melengkungkan bibirnya ke bawah merupakan tanda bahaya besar. Yoongi dituntut mengantisipasi sebelum Jimin sukar diluluhkan—Yoongi sungguh-sungguh kapok membuat Jimin demikian; hasilnya Yoongi akan total teracuhkan sampai-sampai tidak mau pulang dari rumah neneknya.
"Mau kita jemput?" ajak Yoongi hati-hati.
Binaran di mata si kecil Jimin secara implusif melegakan hatinya. Jimin mengangguk kuat lalu melompat turun dari pangkuan Yoongi. Sejurus kemudian, Jimin menggamit lengan Yoongi agar cepat-cepat implementasikan tawarannya. Namun, rencana mereka telah diatur semulus mungkin, atas denting bel yang mendadak mengalun sesaki rongga telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
sérendipité
Fanfiction[COMPLETED] [Side story of Marriage Contract With Jung Hoseok] Tanpa Min Yoongi minta, takdir menawarkan gadis muda bernama Park Reiha untuk menjadi penyangga dalam kehidupannya yang timpang. Start: 15 Januari 2019 Finish: 07 Desember 2019 ©suyomini...