Mata awas Yoongi konstan jatuh tepat ke Reiha sejak gadis itu resmi menduduki kursi penumpang mobilnya sekian menit lalu. Persisnya ketika ia menjemput Jimin di Aurora lalu menitipkan bocah Min itu sebentar di kediaman keluarga kecil Jung yang syukurlah mampu Yoongi blokir keingintahuan Nyonya Mudanya. Sedari rencana terkonsep gemilang di pusar kefrustrasian, Yoongi memang mendaftar hitamkan mengajak Jimin ikut serta dalam pengaplikasiannya.
Antisipasi probabilitas kegagalan menaklukkan tujuan. Sebab jika memaksakan Min Jimin turut andil, maka tidak mustahil integral perhatian Reiha akan terpatok hanya kepadanya. Seolah-olah Jiminlah yang punya otoritas terhadap Reiha. Lantas, bagaimana dengan nasib orang yang Yoongi lambungkan harapan besar di pundaknya?
Untuk mendapatkan orang tersebut pun perlu campur tangan Taehyung dahulu, mengingat selebritas itu relasinya terhampar di mana-mana. Sejatinya, Yoongi mampu-mampu saja mencari sendirian, tinggal tunjuk salah satu anak buahnya, dan selesai. Namun, sayang, kendati sudah telanjangi satu per satu dengan penuh cermat, Yoongi senantiasa merasa mereka kurang memenuhi standaritas. Jadi, demi memotong pendataan menyoal kelayakan yang kemungkinan tak akan temui muara, Yoongi berpikir ia perlu penilaian dari mata lain. Tentu yang sama berbobotnya dengan Yoongi.
Meskipun kentara seenak dengkul merecoki catatan jurnal hidup Park Reiha demi kedamaian dalam jurnal sendiri, setidaknya Min Yoongi benar-benar ingin carikan orang yang terbaik untuk gadis itu.
Tempat pertemuan telah terpampang nyata di belakang kaca mobil, dan di waktu sama, Yoongi mengoprasikan kendaraannya agar stagnan di tempat yang sesuai. Barangkali berkat uluran tangan Yoongi di tombol pembuka pintulah memecut Reiha berceletuk, "Paman ikut turun?"
Sambil loloskan esensi dari pintu mobil, Yoongi berdeham membenarkan.
Lalu, Reiha menyahut kembali, "Apa Paman juga akan menemaniku bertemu dengan Kim Jihoon-ssi?"
Atensi Yoongi melumat penuh presensi Reiha yang menurutnya semakin menyeruakkan aura hangat menyentuh sanubari tatkala mengenakan setelan berkroma cokelat terpadu putih gading. Merayu lidah Yoongi plesetkan jawaban iya, kendati fakta terdalamnya memang inginnya demikian. "Tidak." Helaian halus Yoongi melayang-layang kala ia menggelengkan kepala. Cuaca hari ini cukup berangin, sebenarnya. "Kehadiranku bakal menghambat keluwesan interaksi kalian. Tapi aku akan tetap tinggal di sini untuk beberapa waktu."
Mengawasi gerak-gerik pemuda itu. Dan tentu saja Yoongi akan benar-benar pergi andaikan merasa cukup diberi keyakinan, bahwa ia tak perlu khawatir karena telah menitipkan Reiha guna dijaga oleh yang namanya Kim Jihoon.
Kembali, lagi pula, bila Yoongi menuntut hadir di tengah-tengah mereka, belangnya Jihoon barangkali tidak akan terlihat lantaran sibuk mengkonstruk citra baik demi mengantongi nilai lebih darinya. Ini hanya perspektif Yoongi sebagai seorang yang acapkali membangun kemitraan, spesifiknya lagi, pasal jilat-menjilat.
"Oke. Aku masuk dulu, ya, Paman." Reiha membungkuk kecil, dan tatkala gesturnya kembali menegak ia melambai. "Hati-hati di jalan. Ah, Jimin di rumah Yumi-eonni jangan lupa!"
"Iya." Yoongi tersenyum tipis kemudian mengangguk sejemang. "Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku."
Awalnya gadis itu menyeret kaki mundur, dan di langkah ke sekian barulah dia membalik badan, putuskan berjalan dengan benar—kendati sesekali menoleh—sampai punggung kecilnya tak lagi terjangkau pandangan. Setelah mengembus napas pelan, Yoongi menekan salah satu tombol di kunci mobil yang berfungsi menurunkan kaca jendela bagian tengah. Dengan gesit, ia meraih sebuah benda terselip di antara boks mainan Min Jimin yang memang sengaja ia persiapkan. Dan tanpa basa-basi, Yoongi memposisikan benda itu ke depan mata lalu arahkan tepat di titik yang sudah ia tandai.
Untunglah, Kim Jihoon memilih tempat di area yang dapat Yoongi jangkau, meski menggunakan bantuan teropong. Yoongi melamati reka adegan yang terpampang dengan saksama. Mulai dari Jihoon yang mendadak beranjak dan membungkuk sebagai sambutan kepada Reiha, menarik kursi di hadapannya dan mempersilakan Reiha duduk, mereka sama-sama tersenyum, Jihoon menarawarkan buku menu sembari tangannya menari di atas sana—memberi masukan—dan kemudian mereka tersenyum lagi.
Meluruhkan teropong dari depan mata, Yoongi lantas mengambil dan membuang napas panjang. Bahkan tanpa presensi Yoongi pun, persis kata Taehyung, Kim Jihoon tetap manis.
Di satu kesempatan ini, agaknya Yoongi merasa bisa percayakan Reiha kepada Jihoon.[]
maunya update kemaren, tapi fisik ga dukung wkwk. Alhasil hari ini aja, biar ngena.
Oh iya, apa kita jadwalin malam minggu aja updatenya?
KAMU SEDANG MEMBACA
sérendipité
Fanfiction[COMPLETED] [Side story of Marriage Contract With Jung Hoseok] Tanpa Min Yoongi minta, takdir menawarkan gadis muda bernama Park Reiha untuk menjadi penyangga dalam kehidupannya yang timpang. Start: 15 Januari 2019 Finish: 07 Desember 2019 ©suyomini...