[13]

1.5K 304 21
                                    

Pulang lebih awal dari huru-hara kantor, dia niatkan pergi ke Aurora untuk menjemput Jimin lalu mengadakan pesta kecil antar ayah dan anak; bermain game sepuasnya. Pun Yoongi telah mengirim pesan singkat, beritahu Reiha dia akan jemput Jimin segera.

Begitu rencananya, tetapi jurnal hidup Min Yoongi berkata lain. Sebelum mengimplementasi, dia harus mampir dulu ke sebuah kafe di depan Aurora akibat panggilan seseorang.

"Hei, Yoongi," sapa sosok yang pernah tersimpan di memori. Baik muka, senyum, maupun suara, ingatan Yoongi tidak lekang.

Dia Adora. Salah satu rekan perkumpulan pecinta musik jalanan bersama Jeon—ah, Jung Yumi. Sama hal Yoongi, Adora seorang keturunan aristokrat yang menyamar dan sukarela melebur atas kecintaanya.

Namun, eksistensi Adora belakangan lenyap. Adora bilang, jika dia mesti menetap di Jepang untuk hitungan tahun ke depan. Dan kini, Adora munculkan kembali batang hidung serta rambut pendeknya melalui alasan sedang menjemput keponakan yang secara kebetulan dititipkan di Aurora.

Kedua makhluk berhormon beda tersebut banyak berbincang, dan kendati tidak lama bersua, intensitas menanyai kabar hanya secuil persen. Mereka banyak membahas pasal musik, karena efek cetusan Adora, bahwa dia telah ganti profesi sebagai produser salah satu perusahan bidang musik di Korea sesuai impiannya.

Topik yang diusung membikin mereka kebabalasan pasal waktu lalu berimbas pada tujuan awal, andai kalau Yoongi tidak menangkap dua presensi tengah merecoki mobilnya di seberang sana—syukurlah, Yoongi dan Adora pilih tempat duduk di area terbuka. Enyahkan pikiran bahwa mobilnya bakal dibobol, sebab dia bakal jadi manusia terkonyol.

"Sepertinya aku harus segara kembali ke Aurora, sebelum anakku terlipat bibirnya." Yoongi menuntasi seruputan americano terakhir lalu melepaskan interaksi antar bokong dan kursi. Yoongi menawar, "Mau ikut?"

"Tentu." Dalam sekali gerak, Adora menerapkan hal sama. Dia memampangkan ponsel yang kemudian digoyangkan. "Kakakku juga sudah rewel, menyuruhku cepat-cepat pulang bersama anaknya."

Bibir Yoongi melukis seutas senyum tipis.

"Oh iya, Yoon," Adora bersuara saat langkah mereka saling beriringan. "Bisa kenalkan aku pada anakmu?"

"Kenapa tidak?" Yoongi menjawab di sela matanya masih terpancang mengawasi gelagat dua orang berbeda dari segi mana pun yang berkutat di sekitar kendaraan pribadinya; mengintip-intip degan menepelkan wajah di kaca pintu. Absolut, Yoongi mendengus gemas.

Respon lelaki Min mengakibatkan Adora tumpangi jalur mata sempitnya.

"Jimin!"

Seruan Yoongi merampas sempurna atensi Jimin serta Reiha. Bersama air muka kelewat cerah, Jimin melambai penuh tenaga. "Ayah!" Dan tentu, dia tidak berlarian, hanya menanti Ayahnya mendekat kemudian mengusak kepalanya.

"Kami kira Paman hilang, atau parahnya diculik karena hanya ada mobil." Ini Park Reiha yang menyumbang suara.

"Saat diajukan pilihan cemerlang dengan menjarah mobil, lantas apa untungnya mereka menculikku?" Yoongi turut mengimbangi.

"Benar juga, sih." Reiha mengangguk-angguk. "Nah, Jimin. Karena Ayah telah datang, Ssaem masuk dulu, ya." Tangan gadis Park menepuk pelan kepala lalu turun guna menjawil hidung Jimin. "Sampai jumpa besok, Jimin." Arkian, Reiha menegakkan badan. Sebelum berlalu, Reiha kembali berucap kepada Min yang lebih tua, "Paman juga, sampai jumpa."

Senandung kekehan merubah arus balik keadaan. "Dekat sekali."

Tidak ada yang lupa, jika Adora masih hadir di antara mereka.

"Ah, ini dia anakku, Min Jimin." Yoongi memperkenalkan Jimin dengan nada santai, kontradiksi dengan Jimin yang bingung.

Adora lantas tersenyum lebar, bahkan posisinya telah merunduk. "Jimin versi mini? Lucunya."

Sebab kian bingung, Jimin menarik pinggian celana bahan Yoongi. Secara refleks, Yoongi condongkan tubuh. "Siapa?" tanya Jimin melirih. Sekonyong-konyong kerjapan dan air muka Jimin mengganjil. "Calon ibunya Jimin, ya?"

Lagi-lagi, Jimin mendorong Yoongi menginjak ranjau yang selalu dia hindari. []

hanya penuhi janji di kamis siang yang baru kebayar hari ini. Sekalian selebrasi atas kerja keras kaliyan, armyyy-queh 💜💜💜

ps: moga ga dipotong yutsyup, lagi.

sérendipitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang