23. Welcoming Lee Taeyong

6.7K 843 30
                                    

"Oppa?"

"Aku tidak ingin melewatkan malam minggu hanya dengan game bodoh itu." Taeyong oppa tersenyum sambil mendengus malas.

Aku berjalan menghampirinya sambil berusaha merapikan rambutku yang masih setengah kusut ini.

"Bukankah kau sudah pulang?"

"Aku tidak bisa fokus, jadi kuputuskan kembali untuk menemuimu."

"Kalian pergilah, jika ingin berbincang di luar. Asalkan sudah kembali sebelum pukul dua belas malam," ucap Mama sambil mengulurkan mantel kulitnya yang fashionable itu.

Kupakai mantel itu untuk menutupi kaus putih butut yang masih saja kupakai karena nyaman sekali untuk sehari-hari.

"Memangnya kau mengajakku keluar?" tanyaku pada Taeyong oppa.

Dia hanya kembali menyunggingkan senyum kecil menariknya. "Aku sudah meminta izin pada ibumu. Bukan begitu, Mrs. Park?"

Mama hanya mengangguk sambil tersenyum penuh arti padaku. "Have a great time.."

*

Seperti biasa, kedai kopi yang dulu menjadi tempat favoritku dan Taeyong oppa selalu ramai di malam minggu. Dan kini ajaib sekali, tempat duduk favorit kita pun kosong.

Tempat yang mengarah langsung pada taman bernuansa alam yang terletak di tengah kedai ini. Suara air yang mengalir dari hiasan bebatuan paling atas turun bergerombol menuju kolam berisi ikan koi itu terdengar selalu menghibur. Ya, berhasil membuat suasana hatiku menjadi lebih baik.

Tentu saja selain kenangan manis, kenangan buruk pun pasti datang teringat. Ya, kejadian itu. Ketika Taeyong mendua dengan Jisoo eonnie di kursi ujung sana. Aku mengingatnya dengan baik. Hufff... nasibku buruk sekali.

"Tunggu di sini. Biar aku yang memesan."

Kubuka mantelku dan kusimpan di sandaran kursi. Lima menit kemudian, Taeyong oppa datang membawakan kopi yang selalu aku pesan di sini, cappucino dengan kayu manis di atasnya, dia tidak pernah lupa.

"Matamu sembab," ucapnya sambil tersenyum dengan sedotan stainless di dalam mulutnya, meneguk Americano itu dengan perlahan.

"Ya.." sahutku singkat, mulai kebingungan mencari alibi.

"Kau masih jatuh cinta pada Jung Jaehyun."

Aku terbelalak menatapnya yang tengah menopang dagu di atas satu telapak tangan, wajah tampannya dengan jelas tersorot lampu tepat dari atas meja.

"Dan kau masih jatuh cinta padaku," balasku dengan percaya diri sambil memanyunkan sedikit bibirku menyebalkan dan itu membuat Taeyong oppa tertawa tanpa bersuara.

"Jangan mencoba mengganti topik. Aku tahu itu keahlianmu, tapi aku tidak akan terditraksi kali ini." Taeyong oppa mencoba menangkap mataku, bisa kurasakan, karena sedari tadi aku tidak bisa fokus menatapnya langsung. Dia penebak yang jitu hanya dengan satu detik tatapan intens.

"Jadi menurutmu aku salah karena menyukai sahabatku?" tanyaku sambil memainkan cup kopi yang terbalut embun karena dinginnya.

"Sudah biasa terjadi pada persahabatan antara namja dan yeoja. Salah satunya pasti menyimpan perasaan spesial."

"Dan aku tidak menyangka, orang itu aku."

"Aku juga tidak menyangka dengan jawaban Jaehyun. Aku pikir dia juga menyukaimu. Ternyata tidak, dia memang seprofesional itu bersahabat denganmu."

"Tidak apa, aku bersyukur karena dengan begitu Jisoo eonnie tidak akan membunuhku, bukan begitu?"

"Kau masih khawatir Jisoo noona akan melakukan sesuatu padamu?" tanya Taeyong oppa yang kini menyandarkan punggungnya di sandaran kursi yang nyaman dan empuk ini.

[✔️] IMPERFEZZJONI || Jung Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang