Rubidium.

2.1K 111 63
                                    

...

Hari mulai malam dan Joann sedang memasak makan malam. Sejak pulang tadi siang, ia tak bertemu dengan kakaknya. Iapun tak begitu memikirkannya karena beberapa waktu ini, suasananya selalu baik. Dan sampai saat ini, ia masih berkutat dengan masakannya hingga sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang mengejutkannya.

"Kakaaak~" rengek Joann.

Ethan tersenyum dan mengusakkan hidungnya pada perpotongan leher Joann. "Apa?" tanyanya seakan tak tahu apa-apa membuat Joann mencebikkan bibirnya sebal.

Ethan seharian ini berkutat dengan laptopnya di dalam kamarnya melupakan dunia. Tak terasa hingga pada malam hari perutnya sudah menuntut untuk diisi. Ia keluar dari kamar dan melihat seorang perempuan yang tak lain tak bukan adalah adiknya sendiri.

"Apa aku begitu mengganggumu, hmm?" ujarnya.

Sejak dekat dengan kakaknya, Joann menjadi lebih berani berbicara dan menantang kakaknya meski rasa takut masih mendominasi perasaannya.

"Ya. Kau adalah pengganggu yang sesat"

Ethan terkekeh.

"Aku baru saja mengerjakan tugas ketika perutku terasa lapar. Dan saat aku turun untuk mengambil beberapa makanan, aku melihat calon istriku sedang berkutat dengan makanan"

Joann mendengus sebal seakan tak terima saat wajahnya sendiri merona hebat hanya karena perkataan kakaknya itu.

"Kau itu kakakku, Ee...than yang galak" ujarnya sarkastik meski masih merona. Fokusnya hilang saat menyadari bahwa ada yang salah pada dirinya. Ethan itu hanya kakaknya. Ia tak boleh berdebar apalagi merona hanya dengan perkataan kakaknya yang mungkin hanya asal ceplos.

"Lalu?" ujar kakaknya menggunakan deep voice yang membuat seluruh tubuh Joann meremang.

Joann membeku seketika.

"Lanjutkan saja apa yang sedang kamu lakukan. Aku akan tetap memelukmu"

"O-okay"

Ethan tersenyum. "Lalu, apa yang kau masak ini, sayang?"

Joann menahan pekikannya. "Astaga, kakak. Kau menggelikan!" ujarnya sambil tertawa. Joann menyamankan diri pada pelukan yang lebih tua. "Aku sedang memasak volcano egg. Itu adalah salah satu masakan orang Korea. Dan nama aslinya terlalu panjang untuk disebutkan. Aku malas menyebutkannya"

Ethan menggedikkan bahu. "Masaklah sesukamu. Aku yakin itu pasti enak"

Setelah acara memeluk dan memasak ala-ala milik Joann dan Ethan, kini mereka berdua sedang berhadap-hadapan di depan meja makan.

Ethan menatap lapar hidangan yang tersaji di atasnya.

"Joann, aku yakin tadi kau hanya memasak telur yang dicampur dengan kaldu ayam. Tapi kenapa hasilnya menjadi seperti ini. Juga wanginya-"

"Kakakku sayang. Daripada banyak berbicara, makanlah sedikit"

Ethan terkekeh. "Oke-oke..."

Mereka berbincang kesana kemari bercerita ini itu. Tapi Ethan ingat bahwa adiknya ini pulang menaiki Mini Cooper putih. Ia bertanya,

"Joann, apa kau sedang dekat dengan seseorang?"

Joann yang ditanyai pertanyaan seperti ini tentunya mengerutkan dahi. "Maksudmu?"

Ethan mengangkat sebelah alisnya, "Kau pulang menaiki Mini Cooper berwarna putih. Dan aku yakin yang mengendarainya bukan teman biasa"

Joann berpikir sejenak. Ahh~ ia mengingatnya. "Dia guru Biologiku yang baru. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, kak... Dia baik, kok. Sangat baik"

Puzzle Pieces - Des ÉgratignuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang