Des Égratignures Facts.

816 35 23
                                    

...
.
.

[PENTING. HARAP DIBACA...]

Sebelumnya gue mau terima kasih buat semuanya yang udah baca cerita ini sampai akhir. Entah kalian suka ama cerita ini ataukah enggak, tapi yang jelas gue benar-benar bersyukur semuanya udah mau mampir ke cerita ini.

Terima kasih buat pujian-pujiannya, buat koreksi kepenulisannya, buat semua yang masih suka mampir bahkan mengulang-ulang chapter sebelumnya sambil nunggu gue apdet meski gue gak yakin kalian melakukannya ataukah tidak. Gue agak senang sekaligus terkejut ketika ada beberapa orang yang berkata 'kak, diksinya keren banget' dan 'kak, diksinya berat. Terus berkarya, ya...'.

Jujur gue terharu bacanya. Padahal gue ngerasa bahwa pemilihan kata (diksi) yang gue pake tuh gak keren-keren amat. Bahkan jika dibandingkan dengan cerita-cerita sejenis, gue minder bacanya karena jujur menurut gue cerita ini gaada apa-apanya ketimbang cerita sebelah. Tapi di sini gue nyadar. Inilah gue. Ini cerita gue. Ini buatan gue. Meski ada beberapa lirik lagu/puisi yang udah gue cantumin pemiliknya. Ini tetaplah cerita buatan gue dan berasal dari otak dangkal dan kotor gue.

Tapi gue berterima kasih. Entah udah berapa kali gue mengucapkannya, tapi jujur gue benar-benar senang karena pada akhirnya proyek ini selesai tepat pada ulang tahun gue hari ini. Tanggal 8 September. HBD to meee!!!!

Hehehe... Maaf, guys. Curhat dikit biar kenal gue gapapa, ya? Secepatnya gue bakal hapus paragraf-paragraf ini setelah kalian baca.

Semenjak lulus SMA, gue tinggalnya sendiri tanpa berinteraksi dengan siapapun. Bukan maksudnya apa, ya. Tapi jujur gue juga pengen mengungkapkan apa yang gue rasain semenjak Januari 2019 lalu.

Gue takut untuk berinteraksi dengan orang-orang. Gue bukannya pemalu, ya? Gue cuma kurang percaya diri dengan apa yang ada pada diri gue. Semenjak SMA, gue sering berbuat kesalahan. Bahkan saat gue menjabat ketika jadi ketua OSIS-pun, gue sering mencontohkan sesuatu yang tidak baik buat murid-murid di sekolah.

Jadi saat gue lengser dari jabatan, gue mulai kenal wattpad. Itu kira-kira bulan Agustus 2018 kalau gak salah. Dan dari situ, gue mulai kenal sama sesuatu yang lebih 'liar' ketimbang kenakalan remaja yang sering dilakukan kacrut-kacrut gak berguna yang ada di sekolah. Dan akhirnya gue bisa membuktikan sendiri bahwa klise 'anak sastra itu lebih liar dari apapun' itu memang benar adanya.

Dari sini gue mulai menjauh dari teman-teman dan kerabat karena gue juga ngerasa kalau mereka gak mau disaingi dan agak menjauhi gue. Dan ketika bulan Januari tahun ini, gue total berubah.

Gue mulai kurang berinteraksi dan jadi pendiam. Gue bahkan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari karena beruntungnya keluarga gue juga jago bahasa inggris. Dan sampai sekarangpun, gue memakai bahasa Inggris sebagai bahasa primer.

Saat lulus, gue benar-benar gapunya teman sama sekali. Gue buat kartu keluarga sendiri yang isinya cuma tercantum nama gue dan berpisah dengan keluarga kecil. Alhamdulillah sejauh ini gue belum tersesat dan semoga aja jangan.

Gue awalnya bikin cerita ini sebagai rasa protes gue pada dunia dan... Allah. Itu bukanlah sesuatu yang terpuji. Itu salah. Total salah. Gue protes pada apapun yang gue lihat. Gue menghujam, gue menghina, dan gue meludah dalam cerita ini. Dan satu momen gue sadar.

Maka dari itu, gue ngerombak semua kerangka cerita ini dan buat kerangka cerita baru dengan cerita yang lebih menusuk tanpa harus memrotes pada siapapun atau apapun, bahkan Allah sekalipun.

Mungkin kalian bakal geli bacanya, tapi please...

Siapapun...

Kalian...

Puzzle Pieces - Des ÉgratignuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang