"Selamat malam." Ujar Ethan ramah pada pelanggan terakhir yang baru saja keluar dari kafe tempat ia bekerja.
Ethan mengganti seragam kerjanya dengan kemeja santai dengan dua kancing teratas terbuka dan memakai celana jeans hitam bermerek Emporio Armani yang tampak begitu pas dengan kaki jenjangnya. Rambut ravennya yang gondrong ia sisir ke belakang menggunakan jemarinya yang panjang.
Ia masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh mukanya santai. Mata hazelnya menatap pantulan cermin sesaat.
Dan setelah ia memastikan penampilannya, ia menghela napas.
Dirasa telah selesai, ia mengambil barangnya yang tersisa dan keluar dari kafe dengan perasaan lega.
Ia mendekati Maybach hitamnya dengan santai. Ethan meregangkan ototnya yang agak pegal.
Huhhh- Bekerja memang melelahkan, tapi apalah daya, dia harus membiayai dirinya sendiri dan juga adiknya. Jika kalian bertanya apa pekerjaannya, maka jawabannya adalah pelayan di kafe bernama "Brawn Café" yang tadi di datanginya. Lebih tepatnya 'tempat kerja'-nya.
Tapi?- Maybach, kemeja dan Jeans bermerek Emporio Armani-
Apa tidak terlalu berlebihan? Dan jawabannya adalah tidak.
Meski mereka memiliki tabungan dan kekayaan, Ethan memutuskan untuk menyimpannya dan memakainya hanya pada keadaan yang darurat saja. Dan berakhirlah ia sebagai pelayan di sini.
Malu?
Yahh~ sepertinya dia tak memedulikan orang-orang yang menghujatnya.
Ia menyalakan mobilnya dan menginjak pedal gas santai. Menyusuri jalanan Atlanta yang sepi dengan kecepatan sedang. Tak terburu karena ia tak memedulikan apa yang terjadi di rumahnya. Mengabaikan adiknya yang bisa saja sedang membutuhkannya setiap saat.
"Hhhh" ia menghela napasnya lelah. Joann itu sudah dewasa, dan tak perlu terlalu diperhatikan. Hanya menyusahkan saja. Itulah yang terlintas di dalam pikirannya.
.
.
.
Atlanta, Georgia, USA 10:43 PM.
Ethan memarkirkan mobilnya ke dalam garasi. Ia memasuki rumahnya setelah mengunci pagar dan membuka kunci pintu rumahnya. Hatinya kesal bukan main saat ia mengingat adiknya yang mungkin saja sedang tidur saat ini.
"Fuck!" umpatannya lolos begitu saja ketika ia mengingat wajah adiknya yang menyedihkan itu.
Dia tak membenci Joann, ia juga tak bermaksud untuk mendiaminya setiap saat. Hanya saja, ia bingung harus bersikap seperti apa setelah orang tua mereka meninggal.
Dia menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Dan untuk yang kedua kalinya, ia mengumpat ketika ia mengingat tugas mingguan dari kampusnya yang harus dikumpulkan besok. Ethan mengambil laptopnya dan mengambil beberapa buku literasi juga telepon genggamnya.
Ia berjalan ke ruang keluarga dan mulai mengerjakan tugasnya serius.
...
.
.
Setengah jam berlalu dan tugas hampir selesai. Terima kasih pada dirinya yang bukan pemalas sehingga sebelumnya ia sudah menyelesaikan tugasnya setengah. Ia menyalakan televisi di hadapannya dan memfokuskan dirinya pada berita hari ini.
"Membosankan. Presiden membuat peraturan baru? Can he just shut the fuck up? Ini negara liberal, astaga..." monolognya sambil memutar bola mata malas. Mengumpat juga berfrase menggunakan kata kasar dan sebagainya adalah salah satu kebiasaan buruk yang mulai muncul setelah orang tuanya meninggal.
![](https://img.wattpad.com/cover/174937219-288-k485307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Pieces - Des Égratignures
Romance-Buku pertama dari Puzzle Pieces Trilogy- [21+] !!!Incest Story!!! ... . . . Joann merasakan sepasang tangan kekar memeluk erat tubuh mungilnya dari belakang. Menariknya dari samudera hitam tanpa batas. Juga menghangatkannya dari neraka dingin tak...