Alumunium.

924 49 6
                                    

...
.
.






"Nicholas tak bisa dihubungi sama sekali, kak..."

Baru tiga hari dunia heboh dengan adik dari CEO utama Athrax yang diculik, kini dunia semakin heboh dengan istri dari CEO utama Nemesis yang meninggal karena serangan jantung.

Beberapa dari mereka memercayainya, namun sebagian besar orang sama sekali tak memercayainya. Mereka menyangkut-pautkan antara hilangnya Joann dan meninggalnya Megan, dan kini Nicholas sama sekali tak bisa dihubungi oleh siapapun termasuk Ethan.

"Bitch, he really want me to kill him!" umpat Ethan menggeram.

Mereka kini sedang berada di gedung utama Athrax yang berada di Atlanta, Georgia. Sejak Eric melapor pada Ethan pasal kematian Megan, mereka langsung pergi ke kantor dan mencoba menghubungi Nemesis. Namun karena tidak ada respon apapun dari perusahaan yang bekerja sama dengannya itu, maka Ethan kini kelimpungan dan pening.

Mungkin ia bisa membicarakannya baik-baik pada Nicholas jika memang dalang dibalik drama tolol bermotif berantakan tak indah ini adalah dia.

Ia yakin semua skandal dan hal konyol seperti ini adalah ulah Nicholas. Termasuk kasus pencurian dan pembunuhan di Connecticut.

"What a cunt" umpatnya lagi.

Ia berjalan kesana-kemari memikirkan semua hal yang mungkin akan terjadi. Tangannya terus memijat pelipisnya yang terasa seperti dipukul oleh palu-palu tak kasat mata. Begitu sakit dan berat. "Damnit!"

"K-kak, aku akan ke bawah untuk membeli makan siang. A-apa boleh?" tanya Eric pada Ethan sedikit bergetar takut.

"Iya, Eric. Kau juga butuh istirahat. Pergilah, tapi tolong sambungkan aku dengan Detektif Alfred dua jam dari sekarang. –atau panggil saja dia kemari. Terserah kau"

"B-baik... A-apa kau mau kubelikan m-makan?" tanya Eric tersenyum kikuk.

"Terserah"

Setelah Eric menghilang dari ruangannya, Ethan menarik napasnya dengan begitu berat. Tangannya sudah mengepal kuat ingin memukul dan menghajar sesuatu.

"Shit." Umpatnya lagi untuk yang ke sekian kali dengan napas yang memburu.

Ia pergi menuju dapur yang berada di lantai yang sama dengan ruangannya berada.

Dan saat ia membuka lemari pendingin, ia benar-benar tak bisa menahan tangisnya melihat begitu banyak plain yogurt kesukaan Joann berjejer rapi di rak-rak yang berada di belakang pintu kulkas tersebut.

"Joann... Dimana kau, sayang?"

Tak lama setelahnya, Eric datang kembali ke ruangan Ethan dan melihat bos besarnya itu sedang berkutat dengan laptopnya dan juga tumpukan kertas yang terlihat begitu memuakkan.

"Kak... Beristirahatlah sejenak. Makanlah dulu. Aku tahu kau lapar..." ujar Eric dengan volume yang agak kecil.

Dan seketika, Ethan menatap Eric dengan begitu nyalang. "Istirahat?" tanyanya.

Eric menelan ludah dengan susah payah melihat Ethan yang bangkit dari kursinya. Bahkan ia merasa bahwa tinggi badannya menjadi menciut dan tubuh Ethan membesar seperti raksasa yang siap menerkamnya. "Istirahat, katamu?!"

BRAKK!!!

Ethan menggebrak meja dengan begitu keras membuat Eric sangat takut dibuatnya. Ia mengeratkan cengkeramannya pada nampan berisikan makanan. Jantungnya berdegup begitu kencang membayangkan apakah yang akan dilakukan Ethan selanjutnya.

Puzzle Pieces - Des ÉgratignuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang