Germanium.

898 54 17
                                    

...
.
.






Atlanta, Georgia, USA 03:46 PM.





...

.

.

"Kakak, mengapa semua jadi lebih rumit... Oh~" ujar Joann di dalam mobil Ethan ketika mereka dalam perjalanan pulang.

Ethan hanya diam sambil fokus menyetir. Tak dapat dipungkiri bahwa Ethanpun sama pusingnya dengan Joann.

"Sandra tadi mengirimiku pesan dan bertanya apakah dirinya dan Nicholas bisa berkunjung ke rumah kita malam ini. Apa tidak apa-apa, kak?" tanya Joann mengalihkan pembicaraan.

Ethan menghela napas dan menggigit bibir bawahnya. "That jerk- Astaga, Joann... Aku sudah berjanji untuk tak melakukan apapun pada Nicholas tapi bukan berarti aku bisa memaafkannya dengan mudah seperti itu"

Joann tersenyum dan menoleh pada kakaknya. "Kakak... Tak ada ruginya berbaikan. Kau akan tahu betapa indahnya rasa saat kau merelakan dirimu sakit akan dendammu sendiri dan merasakan bagaimana rasa itu hilang..."

Ethan terkekeh dan mengusap kepala Joann sayang. "Apakah aku sedang berbicara dengan filsuf, hm?"

Joann mengerucutkan bibirnya dan menatap wajah sang kakak dengan sebal. Dia kan berbicara serius. Ia juga sudah merasakannya ketika ia melakukan hal yang sama pada teman-temannya yang suka membullynya dulu.

"Hmph!" dengus Joann membuang muka. "Pantatku bulat!" ujarnya lagi yang membuat Ethan kali ini terbahak.

"Baby, kau ini bicara apa, heh? Ahahaha"

Joann yang kesal seketika tersenyum lebar ketika ia melihat mobil es krim jalanan yang terlihat sangat enak. "Kakak, kakak! Maw ec klim. Maw ec klim~" ujarnya antusias sambil menunjuk mobil es krim yang terparkir rapi di pinggir jalan.

Ethan mengangkat kedua alisnya. Ni anak gampang banget berubah suasananya.

"Es krim itu, sayang?" tanya Ethan menepi.

Joann mengangguk dan memasang wajah bayi polos miliknya yang membuat Ethan selalu menyayanginya. "Yeayyy~ Ec klimmm!!!"

Mereka berdua turun dan berjalan beriringan dengan riang menuju mobil es krim itu. Ethan entah mengapa yang biasanya dingin dan membiarkan Joann yang lebih atraktif darinya kini ikut tersenyum lebar dan menikmati jalan kaki singkatnya bersama Joann.

Dengan senyuman lebar, Joann menangis melihat bagaimana indahnya sang kakak yang berekspresi riang seperti ini. Melihat bagaimana wajah seksinya tampak seperti anak kecil dengan raut riang yang akan disayangi setiap ibu. Melihat bagaimana binar tajam sang kakak menunjukan tatapan riang. Melihat bagaimana senyuman lebar menunjukan gigi-giginya yang putih, juga melihat bagaimana Ethan memegang tangannya erat seperti sedang bermain dengan anak kecil yang bergandengan.

Joann berhenti berjingkrak dan memeluk leher kakaknya dengan menatap wajah sang kakak sambil menangis.

"Baby, kau kenapa?" tanya Ethan heran.

"H-huks... Kaw- H-hiks"

Ethan memeluk adiknya dengan erat dan terus tersenyum lebar menatap sang adik yang masih betah menatapnya juga. "I love you" ujar Ethan.

Puzzle Pieces - Des ÉgratignuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang