Skandium.

1.5K 78 5
                                    

...
.
.
.





Ethan kembali ke kamar Joann dan berbaring pada sisi kosong di sebelah Joann. Lalu, Ethan membawa Joann ke dalam dekapannya. Sang adik yang merasa terusik-pun memberontak tak nyaman, hingga indera penciumannya menghirup aroma tubuh sang kakak yang seperti biasa membuatnya rileks.

"Sssh, sayang... Tidurlah kembali..." ujar Ethan mengusap lembut kepala Joann.

Mereka berdua tertidur hingga Ethan terbangun pukul 3:27 pagi. Matanya masih terasa berat. Namun ia tak memiliki niat untuk kembali tidur.

Ia melihat Joann yang terlelap begitu tenang juga nyaman dalam dekapannya. Dan hal itu membuat Ethan ikut merasa tenang.

Pria itu pergi ke kamarnya sendiri, menyingkap kaus yang ia kenakan, dan memulai olah raga paginya. Meski matahari belum mengabsen dirinya pada dunia, Ethan tetap ingin melakukannya. Karena ia sangat tak ingin tidur lagi.

Ia berlari di atas treadmill yang berada di kamarnya dengan kecepatan yang tak terlalu cepat. Ia berlari dengan wajah bosan dan lesu. Dirinya merasa begitu bosan enggan melakukan apapun. Sampai satu jam terlewati dan ia masih berlari di atasnya.

"Kakak... huks-"

Ia berhenti berlari dan menoleh ke arah sumber suara. Dan hal pertama yang ia lihat adalah Joann yang menggulung badannya sendiri menggunakan bedcover yang begitu tebal, sehingga membuat tubuh mungil Joann menjadi menggembung dan tampak menggemaskan.

"Morning..." ujar Ethan pada Joann.

Namun Joann yang sedang merajuk tetap berdiam di muka pintu dengan isakan-isakan kecilnya yang membuat sang kakak gemas.

"H-hiks..."

Ethan tersenyum dan menghampiri Joann. Adiknya satu ini menjadi manja berpangkat tiga. Sangat-sangat-sangat manja. Dan Ethan tak mempermasalahkannya, karena sebaliknya. Ethan sangat menyukainya, juga- menyukainya dalam konteks lain.

"Sayang... kau menjadi sangat manja." Ujar Ethan setelah menggigit ujung hidung Joann.

"Kakaaak~" rengeknya.

"Apa, hm?" ujar Ethan pura-pura tak tahu.

"Kau meninggalkanku! Dan kau juga menggigit hidungku!" ujarnya dengan bibir mengerucut. Dan hal itu membuat Ethan ingin sekali mengecupnya.

"Aku sangat menyukai rengekanmu itu... Keke. Masih mengantuk, hm?" tanyanya pada Joann.

Joann membuang mukanya kesal. Kakaknya yang satu ini -dan memang satu-satunya- sangat suka sekali menggodanya. Huh. Lihat saja, Joann goda, kiceup kao. Oops!! Hehe...

"Aku mau mencuci baju saja!"

Namun saat ia akan berbalik, tubuhnya yang diselubungi oleh bedcover itu terasa tertarik ke belakang dan tenggelam dalam dekapan Ethan. Meski tak seluruh tubuhnya tenggelam dalam lingkaran tangannya, Joann masih bisa merasakan hangat yang menjalar pada tubuhnya.

"Jangan sok seksi dengan memelukku tanpa memakai baju seperti itu! Lepaaas~ aku mau mencuci. Lagipula badanmu itu berkeringat. Nanti selimutku kotor!!" ujar Joann memberontak dengan nada ketusnya.

"Buatkan saja sarapan, oke? Dan siap-siap untuk pergi sekolah. Bukankah hari ini kau harus berangkat pagi?" ujar Ethan sambil membuka lilitan bedcover pada tubuh Joann.

Merasakan bagaimana gentlenya sang kakak memperlakukannya, ia merasakan pipinya memanas. Seketika rasa kesalnya menghilang dan menuruti perintah yang lebih tua.

Puzzle Pieces - Des ÉgratignuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang