Please jangan skip chapter sebelumnya. ;)
...
.
.
...
Ethan membuka matanya pelan.
Dan tepat saat ia melakukannya, ia bisa melihat ruangan putih yang khas juga bau obat-obatan yang seketika menghampiri indera penciuman Ethan. Gosh... Tidakkah ini terlalu klise untuknya?
Alisnya agak bertaut ketika tubuhnya bisa merasakan beban berat yang berada di atas tubuhnya seakan... -memeluknya?
Sedikit bertanya-tanya tentang di manakah tempat ini dan beban apakah yang berada di atas tubuhnya. Namun yang Ethan lakukan hanyalah kembali memejamkan matanya mengumpulkan fokus yang masih blur.
"Sssh~" desisnya merasakan nyeri pada tengkuknya. Dan desisannya bisa terdengar pada gendang telinga orang lain yang tentunya berada di ruangan ini juga.
"Kakak?" panggil seorang perempuan dengan suara bayinya.
Dan seketika, Ethan langsung sadar dan melihat Joann yang sedang menatapnya berkaca-kaca dengan isakan-isakan bayinya yang ia rindukan. Terkekeh menghadapi kenyataan bahwa yang ada di atas tubuhnya adalah adik tercintanya. Oh~ Sungguh ia sangat merindukan adiknya ini.
"Sayang..." panggilnya lembut. Sungguh lembut.
"Kakak... H-huks... Kakak..."
Entah dari mana, bahkan Ethan tak menyadari jika matanya kini sudah membendung tangis yang sangat langka bagi orang-orang terdekatnya. Ia mengecup puncak kepala Joann berkali-kali menyalurkan rasa rindunya yang terlampau besar untuk dijabarkan dengan kata-kata. Tangannya tergerak untuk mengelus belakang kepala Joann dan membiarkan adiknya menyamankan diri di atas tubuh kokohnya.
"Kakak janan pegi tinggayin Joann agi... H-huks..."
Ethan tersenyum dan memeluk tubuh itu lebih erat.
"Tidak akan, sayang... Tidak akan..."
"Hiks... C-capi, kakak bobownya duwa hali. H-huks... J-jadi J-Joann cad"
Ethan terkekeh dan membiarkan Joann mengoceh kesana-kemari. Joann bercerita bahwa dirinya sendiri terbangun kemarin pagi dan mendapati Nicholas dan Sandra yang menemaninya. Dan karena ia mau Ethannya, maka ia kukuh dan meminta Nicholas menunjukkan di mana ruangan kakaknya dirawat. Nicholas berkata bahwa peluru pada pinggul dan paha Ethan mungkin saja membuat Ethan tak bisa berjalan sementra. Dan saat mendapati dirinya yang tak terbangun jua, Joann menangis semalaman dan tertidur di atas tubuh sang kakak sambil mengusal manja.
Ethan tersenyum sayang. Ia lalu menerawang langit-langit rumah sakit dan mengingat seluruh cuplikan kejadian dari satu hari berdarah yang terasa begitu lama. Ia menghela napas dan berujar dalam hati, "Sebaiknya aku tak membahas detailnya."
Saat itu...
...Mata Ethan masih terus mengikuti pergerakan Tim Medis yang membawa tubuh pingsan adik-adiknya hingga netranya bisa melihat tubuh Eric yang berhenti bernapas...
"Mana Eric?" berusaha tenang agar dirinya tak terlalu tertekan jika kemungkinan terburuk yang terjadi pada Eric benar adanya.
Joann yang sedang mengusal-usalkan pipinya pada dada bidang Ethan langsung mendongak dengan wajah berkaca-kacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Pieces - Des Égratignures
Romance-Buku pertama dari Puzzle Pieces Trilogy- [21+] !!!Incest Story!!! ... . . . Joann merasakan sepasang tangan kekar memeluk erat tubuh mungilnya dari belakang. Menariknya dari samudera hitam tanpa batas. Juga menghangatkannya dari neraka dingin tak...