Prologue - Kimia Unsur

3.9K 142 43
                                    

...
.
.
.

Gadis itu berjalan dengan senyuman getir pada wajahnya. Menembus angin malam yang berembus dingin, dan membiarkan epidermisnya membeku tanpa penghangat. Ia membawa sekuntum bunga dalam vas dan berjalan entah kemana.

Kalian tahu?

Satu-satunya harapan yang ia jaga telah mengkhianatinya tadi sore, dan kini... -ia bingung akan pergi ke mana.

"Air terjun ini bisa membawa keceriaan dan kebahagiaan lho~ apa kau percaya?"

~Ahh suara itu-

-ia mengingatnya. Ia terus berjalan mengikuti hatinya. Membiarkan tubuhnya digiring oleh suara yang memberinya kepercayaan.

Ia berpikir sejenak, ia tak pernah memercayai adanya petuah dan kepercayaan yang bisa membawa kebahagiaan. Tapi, untuk kali ini-

"-apa aku boleh percaya?"

...

Hamparan bunga menghiasi seluruh permukaan sejauh mata memandang memberikan warna kehidupan yang mencerahkan.

Tungkai kakinya bergerak menyusuri jalan setapak. Ia menggenggam vas bunga yang sedari tadi dibawanya dengan sangat erat. Membiarkan air matanya mengalir lagi pada malam gelap penuh bintang yang berkelap-kelip malu.

Ia menatap kosong ke depan dengan pikiran yang entah isinya apa. Hingga netranya menangkap bukit batu kecil di ujung kanan. Kakinya ia percepat untuk mendekat ke arah bukit batu tersebut.

Dan hingga ia melangkah dengan tenang, ia bisa melihat bahwa di depannya sudah terpampang sebuah danau kecil pada kaki tebing, berhiaskan air terjun biru-kehijauan yang mengalir anggun. Sepatu hak hitamnya ia lepas dengan perlahan, sedikit tersentak ketika rasa dingin dari air terasa begitu menusuk menyentuh kakinya yang telanjang. Dan membiarkan telapak kakinya menyentuh tanah yang terasa begitu dingin. Dia berjalan ke tengah sambil memegang erat vas bunganya yang masih memperlihatkan hibrida bunga tulipnya yang subur.

Ia duduk di tengah-tengah danau membiarkan rok pendeknya basah oleh air. Mendongakkan kepalanya dan memandang jauh ke depan. Menunggu kepastian yang entah berada ada di mana.

.

Hhhh...

.

Duduk sendiri hingga pandangannya mengabur. Dan setelahnya, ia tak ingat apapun selain rasa dingin dari air yang mulai membelai kulit dan pakaiannya.

.

III

.

----------------------------------------------

New tingz. Thank you buat yang baca. I really appreciate it. Update hampir setiap hari


tbc,



Sincerely Yours,

AZ

Puzzle Pieces - Des ÉgratignuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang