13. Hilang part 3

1.7K 56 7
                                    

Bel istirahat berbunyi

Arka segera bergegas ke kelas vira, ia harus memastikan bahwa prediksi Rafif benar. Tetapi di kelas arka tidak menemukan vira, ia pun pergi ke kantin dan benar saja Vira sedang berada di kantin dengan teman kelasnya, tidak ada Adira tetapi Vira bisa tertawa selepas itu. Kalau Vira tidak menyembunyikan Adira pasti ia tidak akan tertawa selepas itu mengingat kemarin ia sangat marah terhadap arka karena sahabatnya disakiti, hal itu hal yang barusan arka liat membuat ia semakin yakin dan percaya pada prediksi Rafif bahwa Vira menyembunyikan Adira.

"Vira" panggil arka yang membuat semua yang ada di dekat Vira menoleh ke arah arka

"Kenapa?" Tanya Vira

"Boleh ngomong sebentar?"

"Ngomong aja"

"Nggak di sini"

"Sebentar ya!", Ucap Vira pada temannya

Arka memilih taman di belakang sekolah, cukup sepi

"Lo nggak lagi nyembunyiin Adira kan?"

Dan yashh wajah Vira memerah, matanya membulat, Vira meneguk salivanya, ia mengatupkan bibirnya.
Arka semakin percaya bahwa Vira menyembunyikan adira.

"Vira benar ternyata Lo yang sembunyikan Adira? Dimana dia?kasih tau gue, gue ngerasa bersalah sama dia"

"Hmm...Adira nggak mau gue bilang ini ke siapapun"

"Gue mohon" ucap arka dengan suara serak, seperti orang yang benar-benar menyesali sesuatu dan sangat ngerasa bersalah.

"Nggak bisa, sorry gue mau ke kelas" ucap Vira lalu pergi begitu saja

Arka kembali menghela nafas lelah seperti nya ini akan percuma, ia memaksa Vira untuk menjawab pun Vira tidak akan menjawab pertanyaan nya. Karena ia tau betul Vira sangat menyayangi adira, ia tak ingin Adira mendapat perlakuan kasar lagi. Mungkin sulit untuk membuat Vira percaya bahwa arka benar-benar sudah menyesali perbuatannya.

Arka pun kembali ke kelas,

"Kenapa lagi?" Tanya Rafif

"Vira nggak mau jawab" ucap arka lesuh

"Nggak jawab apa?"

"Dia nyembunyiin Adira atau nggak"

Rafif sontak tertawa mendengar itu

"Kok ketawa sih?" Tanya arka sinis

"Lo bisa bego juga ya ka ternyata"

"Paan si? Bego kenapa?" Tanya arka

"Arka arka kalau mau jadi detektif itu belajar dulu sama babang Rafif"

"Nggak jelas, kenapa si?" ucap arka kembali semakin Bingung

"Kalo Lo tanya frontal kaya gitu jelas Vira nggak akan mau jawab, Lo main halus dong"

"Caranya?"

"Lo ikutin Vira pergi, kalaupun Adira di rumah nya pasti dia akan pulang sekolah dengan cepat, dia nggak akan mungkin ninggalin Adira dirumahnya sendirian karena yang gue denger nyokap bokap Vira orang sibuk kalau sore sepulang sekolah pasti belum pulang" jelas Rafif

"Terus?" Kata arka meminta penjelasan lebih

"Bentar dulu gue capek ngomong, haus"

Rafif meneguk air mineral nya, lalu kembali berdehem dan berbicara

"Kalau seandainya Adira nggak tinggal dirumahnya si Vira, Lo ikutin Vira pasti sewaktu-waktu Vira datang ke tempat Adira untuk menjenguk adira"ucap Rafif kembali menjelaskan

"Terus kalau udah di ikutin langsung apa?" Tanya arka

"Benar kata orang, orang yang pintar belum tentu pintar juga diluar pelajaran, mangkanya bergaul nya jangan sama rumus vektor, jangan sama atom, jangan sama x dan y Mulu ka" tawa Rafif

"Ya terserah deh" ucap arka pasrah

"Dih kayak cewek kok, ngambek"

"Okeoke gue lanjut, kalau Lo udah tau tempat Adira sembunyi jangan langsung Lo grebek tapi Lo pantau dulu, tunggu sampai Vira nggak ada"

"Kenapa harus nunggu Vira nggak ada?"

"Bego ya. Kalau ada Vira Lo akan dihalangi terus buat ketemu adira karena jelas dia ngelindungin Adira, kesel gue lama-lama"

"Terus kalau Vira udah nggak ada, ngapain?"

"Astaga masih nanya, kaya nya IQ gue lebih tinggi deh ka daripada lo. Ya Lo samperin lah Lo omongin baik-baik, jelasin ke dia"

Arka hanya manggut-manggut mengerti, dan
Yashh petunjuk kedua ditemukan.

"Gimana puas gak Lo?" Tanya Rafif

"Puas apa?"

"Punya temen yang otak nya lebih encer dari pada otak Lo"

"Tetep aja nilai Lo remedial Mulu" ucap arka tak berdosa sambil melengos jalan begitu saja

Rafif hampir saja kelepasan mengumpati arka, untung saja Rafif tidak mengobrak-abrik kelas, memporak-porandakan bangku dan meja, untung.



My Prince Is My Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang