Arka's POV
Pagi ini gue mau jemput Adira, entah kenapa gue takut dia pergi lagi. So, gue mau sama-sama terus dengan dia, mau terus ada di samping nya.
Gue keluar gerbang, setelah itu menaiki motor yang biasa gue pakai ke sekolah, melajukan motor gue ke rumah Adira.
Sesampainya di rumah Adira, gue nunggu dia. Didepan gerbang sambil mainin hp.
Ada suara gerbang terbuka, gue noleh dan ternyata orang yang gue tunggu-tunggu keluar.
"Kak" kata nya
"Udah?yuk!"
Gue sama Adira, menaiki motor dan segera menuju ke sekolah.
Setelah sampai disekolah, gue mau nganterin Adira ke kelas tapi dia nolak, gue maksa dan dia pun ngalah. Nggak tau juga kenapa, mau banget anterin dia ketempat tujuan dengan selamat, padahal cuma dari parkiran sekolah ke kelas, jarak nya juga gak jauh.
Di koridor, gue sempat denger ada bisik-bisik dari yang mengenakan sampai mengenekan.
Gue noleh ke Adira, ngeliat dia kayak risih gitu,
"Jangan dengerin mereka selama itu gak benar nggak usah takut, oke?"
Dia hanya ngangguk tanda ngerti,
Setelah gue anter Adira sampai kelas, gue pun menuju kelas gue sendiri.
Sampai dikelas, gue ngeliat Rafif ditempat nya lagi duduk sambil main hp, btw Rafif itu teman sebangku gue.
Sekarang jam ke 3 pelajaran, gue dapat message dari Dinda katanya ada sesuatu yang penting dan dia mau nemuin gue, gue pun mengiyakan saja, karena itu penting, kebetulan juga kelas gue kosong, nggak ada guru yang ngajar.
"Mau kemana Lo?" Tanya Rafif yang ngeliat gue berdiri.
"Ke ruang OSIS, nemuin dinda"
Lalu gue bergegas ke ruang osis
Kata Dinda dia nunggu di ruang osis, gue buka kenop pintu pelan, lalu masuk sedikit lebih kedalam dan nemuin Dinda udah duduk di kursi yang biasa gue pakai. Bingung juga gue, kenapa mau ngomong aja pake ke ruang osis segala.
"Ka" ucap nya serak
"Lo kenapa?"
"Boleh gue meluk lo? Sebentar aja" ucap nya memelas
Gue bingung, kenapa tiba-tiba minta peluk.
"Lo kenapa?" Tanya gue mengulangi
"Papa ka, penyakit papa kumat" ucap nya sedih
"Sekarang papa Lo lagi dirumah sakit? Kalau gitu pulang sekolah kita kesana" ucap gue, gue ini tetangga nya Dinda, rumah gue cuma beda 5 rumah sama rumahnya dinda, jadi karena itu gue tau keluarga dia bahkan dia pun tau keluarga gue. Keluarga Dinda sama keluarga gue Saling kenal juga.
"Nggak usah ka, gue cuma syok aja pas tadi di telfon mama kalau papa kumat. Lo tau kan perasaan gue sama Lo kaya gimana? Gue suka sama lo, berkali-kali gue udah ngomong ini, nggak peduli Lo mau tolak berapa kali pun, gue akan tetap suka sama Lo. Gue cuma butuh ketenangan ka, boleh gue meluk lo sekali aja" ucap nya
Dengan bodohnya gue memeluk dia erat, menenangkan gadis itu. Dia pun membalas pelukan gue tak kalah erat.
***
Author's POV
Dilain tempat, Rafif yang mendapat jawaban bahwa arka akan menemui Dinda diruang osis pun segera keluar dari kelas, ia melangkahkan kakinya menuju ruang pengumuman.
Sesampainya disana, kebetulan tidak ada orang di ruangan itu. Rafif mengotak-atik tombol, menyetel supaya hanya speaker kelas Adira saja yang aktif, lalu dia bicara,
"Yang merasa anak osis, silahkan ke ruang osis sekarang!"ucap nya
Setelah itu ia kembali ke kelas dengan senyum yang merekah, sebelum nya ia sudah kembalikan seperti semula mengaktifkan semua speaker di sekolah. Rafif kembali ke kelas dengan harapan Adira ke ruang osis, karena yang Rafif tau, anak osis dikelas Adira itu cuma Adira saja tidak ada yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Is My Senior [COMPLETED]
Teen FictionIni bukan kisah badboy bertemu badgirl, ini kisah tentang, Adira Fradella, gadis berparas manis yang mempunyai alis tebal yang hampir menyatu dilengkapi dengan bulu mata nya yang lentik, seorang gadis periang dengan sejuta senyuman. Siapa yang tau...