38. Papa?

1K 32 2
                                    

Saat perjalanan pulang, hujan turun. Benar dugaan Dira, untung saja dia membawa payung.

Malam, hening, sepi dan gelap. Ia terus menyusuri jalan, hampir sampai ia tinggal belok ke kiri lalu lurus sedikit dan sampai ke tempat tinggalnya itu.

Saat ingin berbelok tiba-tiba saja mobil berwarna hitam melaju kencang dan tiba-tiba pandangan Adira gelap. Adira tidak sadarkan diri.

***

"Halo ka?" Ucap seseorang diseberang sana, membangunkan sang ketua OSIS yang sedang tidur nyenyak.

"Halo, ini siapa sih?"tanya arka

"Rafif, sumpah ka tolongin gue dong" ucap Rafif yang kedengarannya panik, benar-benar panik

"Kenapa?" Tanya arka seperti nya nyawa arka masih belum kumpul

"Nanti deh gue ceritain, sekarang Lo ke rumah sakit pelita deh" ucap Rafif masih dengan nada yang panik

"Dirumah sakit? Lo kenapa? Siapa yang sakit?" ucap arka masih saja bertanya

"Nanti gue ceritain, udah Lo kesini dulu tolongin gue ka sumpah, panik nih" ucap Rafif

"Iya iya, gue kesana 15 menit tunggu" ucap arka memutuskan sambungan sepihak.

Arka bersiap-siap, mengganti celana pendek nya menjadi panjang, mengambil jaket, kunci mobil dan dompet lalu segera meluncur ke lokasi yang rafif beri tahu barusan.

Setelah sampai di lokasi tersebut, arka segara mencari-cari Rafif dan Yash. Ketemu.

"Loh kok Lo gak apa-apa?gue kira Lo sekarat?" Tanya arka tak berdosa

"Aduh gak usah bercanda, sumpah ka Adira" ucap Rafif terlihat jelas di wajahnya ia masih benar-benar panik

"Hah kok Adira? Kenapa?" Tanya arka yang kini ikutan panik juga

"Gu....gue gak sengaja nabrak Adira" ucap Rafif merasa bersalah

"LO UDAH GILA YA?" Teriak arka tak terkontrol

"Ma...maaf ka gue benar-benar gak lihat, keadaan jalanan gelap banget dan pas banget Adira mau belok saat itu mobil gue lagi melaju kencang" ucap Rafif mencoba menjelaskan

Arka menghembus nafas nya kasar, menjambak rambut nya frustasi. Dan mencoba tenang.

"Sekarang dia dimana? Didalam ruangan ini?" Tanya arka

"I...iya. dia lagi diperiksa dokter" jawab Rafif masih sedikit takut dengan arka

"Yaudah Lo duduk dulu, telfon orang tua lo. Kita tunggu sampai dokter nya selesai." Ucap arka, terlihat jelas dalam mengambil keputusan arka benar-benar pemimpin yang baik.

"Kok nelfon orang tua gue sih ka? Buat apa?"tanya Rafif

"Adira itu cewek, dan kita berdua cowok. Kalau kita berdua nemuin Adira saat dia baru sadar, dia pasti akan takut apalagi kalau tahu Lo yang nabrak." Ucap arka menjelaskan

Tanpa pikir panjang, Rafif mengikuti ucapan arka. Ia menelfon orang tua nya.

Setelah menelfon orang tua nya, mereka nunggu dengan keadaan diam. Mulut kedua laki-laki itu tidak ada henti-hentinya mengucapkan doa untuk sang adik kelas.

Selang beberapa menit, orang tua dari Rafif pun datang, papa dan mama nya. Berbarengan dengan keluarnya dokter yang memeriksa Adira.

Papa Rafif yang merasa bertanggung jawab atas perbuatan putranya segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"Gimana dok?" Tanya papa Rafif dengan cepat

"Tidak parah, tetapi dia benar-benar butuh istirahat. Mungkin pasien sedang banyak pikiran atau stress. Sehingga keadaan tadi benar-benar syok." Ucap dokter itu menjelaskan

"Mungkin sebentar lagi dia akan sadar, kalian boleh masuk tapi bergiliran ya." Ucap dokter itu.

Rafif lah yang memilih masuk duluan. Ia benar-benar merasa bersalah.

Setelah menunggu hampir setengah jam Adira pun sadar. Rafif adalah orang yang pertama kali Adira lihat saat membuka mata.

"Eh Ra udah sadar, ini minum dulu sedikit" ucap Rafif menyodorkan segelas air

Adira pun meminum nya segera.

"Kenapa gue bisa ada disini kak?" Tanya Adira pada Rafif

Namun sayangnya Rafif terlalu pengecut untuk mengakui bahwa ia yang membuat Adira berada di tempat ini, ia terlalu takut jika adira nanti membencinya.

"Hmm....e....gue bawa seseorang kesini, bentar ya gue panggil dulu" ucap Rafif dan tanpa persetujuan dari Adira Rafif keluar untuk memanggil seseorang

Iya, Rafif memanggil papa dan mamanya. Untuk menemui Adira dan bantu menenangkan kalau saja Rafif mengaku bahwa dirinya lah yang membuat Adira berada dirumah sakit.

"Ra, ini kenalin papa sama Mama gue" ucap Rafif memanggil Adira karena posisi Adira membelakangi pintu

"Pa...papa?"

***

Haii semua, Selamat membaca ya!
Gimana part ini? Seru? Atau b aja?

Kritik dan saran diperlukan!! Tau gak sih? Comment dan vote dari kalian itu benar-benar buat aku semangat nulis. Sumpah gak bohong, part ini sebenernya aku nulis udah lumayan lama tapi masih setengah, dan gak ada ide untuk lanjutin. Sampai tiba-tiba banyak notif masuk dari wattpad. Astaga senengnya, tiba-tiba ide muncul aja gitu. Hebat kan.

Yaudah segitu aja curhatnya hehe.

Tinggalkan jejak semuanya👌
LOVE YOU ❤️❤️❤️

My Prince Is My Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang