19. Maaf!

1.6K 57 8
                                    

Mobil arka berhenti tepat didepan gedung tua yang sudah lama tidak terpakai.

"Kenapa kita kesini?" Tanya arka

Vira tak menjawab, ia melajukan langkah nya kedalam gedung tua itu, semakin kedalam aura nya semakin seram.

Mereka telah sampai dilantai atas, vira mengintip ke pintu rooftop gedung itu.

"Vir kenapa sih?", Tanya arka

"Suttt, nanti dia dengar"

"Dengar?siapa yang dengar?" Arka merinding

"Benar ternyata Adira di sini kak"

"HAH? SERIUS?" ucap arka setengah teriak

Vira menutup mulut arka dengan tangannya

"Jangan berisik!" Ucap Vira sambil memelototkan matanya

"Maaf" ucap arka

"Sekarang Lo masuk!" Ucap Vira menyuruh

"Kok gue?nanti kalau dia takut lagi dan lompat gimana? Gue belum sempat minta maaf, masa udah mati aja" ucap arka yang mendapatkan pelototan gratis dari Vira lagi.

"Huss, main mati-mati aja. Gue percaya sama Lo, kalau dia gak bisa ditangani juga biar gue yang kesana"

"Oke"

"Hati-hati, jangan kasar" ucap Vira mengingatkan

Arka mengangguk pelan. Lalu berjalan perlahan menuju Adira.

"Maaf" satu kata yang membuat Adira membeku, tubuhnya menegang.

Adira membalikan badannya, melihat jelas orang itu.

"Maaf, maaf, maaf" ucap arka berulang-ulang dengan nada menyesal dan suara serak nya.

"Gue mohon, jangan takut sama gue" ucap arka tatapan nya sendu setelah mengetahui apa yang sebenar Adira alami, arka pun mengakui bahwa beban yang dipikul Adira sangat berat. Ia juga ingin membantu Adira melewati beban itu, bersama-sama menyelesaikan segala sesuatu menyenangkan bukan?

"Biarin gue jaga Lo, biarin gue ada didekat Lo setiap saat, biarin gue bantu Lo pikul beban Lo bahkan ngelewatin beban itu, gue mohon biarin gue" ucap arka entah telah memohon berapa kali.

"Pulang ya, jangan pergi kaya gini. Gue khawatir, Vira juga bahkan Rafif. Gue takut Lo kenapa-kenapa diluar sana"

Adira masih tetap bungkam, diam seribu bahasa

"Pulang ya, kita sekolah lagi, gue mohon" ucap arka menatap Adira dengan tatapan memohon, ia sangat menyesali perbuatannya.

Adira mendekat, mendekat, semakin dekat dan Adira lari sekencang-kencangnya menjauhkan diri dari arka. Namun, saat ia ingin melewati pintu keluar rooftop Vira menahan nya.

"Dira gue mohon jangan pergi lagi" ucap Vira

"Gue takut Lo kenapa-kenapa diluar sana, gue sayang sama Lo dan cuma Lo yang sayang sama gue"ucap vira dengan suara serak dan melemah

"Pulang ya, kita sekolah lagi, kita sama-sama lagi" ucap Vira kali ini tatapan nya menurun dan tanpa sadar meneteskan air mata nya, siapa yang tidak sedih sahabatnya sendiri terpuruk dan menjauh dari keramaian seperti ini? Siapa yang tidak khawatir melihat sahabatnya pergi sendiri di dunia luar?

Melihat air mata Vira Entah kenapa, hati Adira melunak tak lagi sebeku tadi, ketakutan nya berangsur menghilang,

Adira memeluk Vira erat, menumpahkan segala yang ia rasakan kemarin, segala ketakutan nya, segala kerinduan nya, Adira menangis sejadi-jadinya.

Vira pun begitu, ia membalas pelukan sahabat yang sejak dari kecil telah bersamanya, sahabat yang mempunyai rahasia besar, dan sahabat yang benar-benar memikul beban yang sangat berat, membiarkan saja bajunya basah karena Adira yang menangis dipundaknya, Vira memeluknya sangat erat bagai Adira akan hilang lagi jika ia tak melakukan nya.

Tanpa sadar, kedua sudut bibir arka tertarik keatas ia tersenyum kecil, sangat kecil.

"Sekarang arka mau ngomong, jangan takut ya, ada gue" ucap Vira setelah melepaskan pelukannya

Adira terlihat kaku, jujur saja ia masih takut.

"Dira, jangan takut ada gue. Biarin dia ngomong dulu sama Lo ya?" Ucap Vira

Adira mengangguk pelan, ia berbalik lalu berjalan mendekati arka Yang sedari tadi menjadi penonton setia mereka.

"Adira, maaf gue benar-benar kelewatan dulu, maaf gue kelepasan, maaf saat itu gue benar-benar panas karena Lo berangkat bareng sama rafif ditambah gue abis diomel sama kepsek, dan..." Ucapan arka menggantung, membuat Adira yang tadinya takut sekarang tidak, Adira mengernyitkan dahinya tanda bingung

"Dan....maaf gue cemburu saat itu, gue tau kok gue bukan siapa-siapa Lo, jadi....gu...gue...gak pantes cemburu" ucap arka melemah, ia menunduk

Adira menepuk pundak arka seolah berkata 'tidak apa-apa, aku sudah memaafkan mu' dan memberi ketenangan pada kakak kelasnya itu.

"Gue udah maafin kak"

Arka mendongak kan kepalanya lalu tersenyum sangat manis

"Gue mohon jangan pergi lagi ya, kita pulang, sekolah lagi, sama-sama lagi ya?" Ucap arka

"Iya"

***

Kalau nulis tentang sahabat gini jadi ingat sahabat aku wkwk, aku emang lemah kalau udah bahas sahabat.

Tinggalkan jejak👌
LOVE YOU❤️❤️

My Prince Is My Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang