Adira sembuh, dia sudah pulih Dan kembali ke rumah nya. Menjalankan aktivitas seperti biasa.
Tapi 2 Hari yang lalu, Papa dira datang ke rumah. Siapa yang mengira bahwa pria paruh baya itu akan datang ke rumah anaknya setelah sekian lama?
Sekarang adira sedang dikelas, vira masih juga tidak ingin bertegur Sapa dengan nya. Sekarang sedang jam istirahat, adira tetap dikelas.
Memasang earphone di kedua telinga nya, menyalakan Musik favorite nya. Tak sampai 5 detik, Ada yang menarik earphone yang sedang adira gunakan.
"Hai adek" Sapa rafif
"Jangan terlalu frontal" ucap adira
"Kenapa emang nya?" Tanya rafif
"Nggak apa-apa!" Ucap adira lalu bangkit meninggalkan rafif
"Mau kemana lo?" Teriak rafif
Adira tak memperdulikan itu, dia kembali memakai earphone nya Dan terus berjalan.
Siapa yang membuat adira secuek ini? Entah, semua terjadi begitu saja.
Memesan makanan Dan memutuskan untuk duduk di bangku kantin paling ujung, sendiri.
"Sama siapa?"
Astaga siapa lagi ini, berani nya mengganggu adira. Sungguh, adira benar-benar Tak Ingin di ganggu dengan siapapun itu.
Melihat ke arah Sumber suara, ternyata arka.
"Sendiri"
"Lagi kenapa?" Tanya arka
"Oke, gue gak akan ganggu lo. Cuma numpang makan dimeja yang sama. Silahkan dilanjut makan nya" ucap arka berhati-hati setelah melihat perubahan raut wajah adira, takut takut kena sambar adira nantinya.
Mereka berdua makan dalam diam, Tak Ada percakapan antara keduanya.
Setelah makan, adira kembali ke kelas Dan menemukan vira. Tunggu vira tidak sendiri, ia bersama rafif Dan hanya berdua. Tidak Ada siapapun di kelas itu selain rafif Dan vira.
Baiklah, saat nya keluar kelas. Pikir adira. Dia hanya duduk dibangku panjang yang Ada di Depan kelasnya, lalu kembali memasang earphone nya. Ingin ke rooftop namun waktu jam pelajaran akan dimulai 3 menit lagi. Memejamkan matanya, lelah sekali. Ia menyandarkan tubuh nya pada bangku panjang itu. Sambil sesekali mengusap buih buih air Mata yang menetes tanpa ijin.
Lucu juga, semua ini terjadi begitu rumit dan semua menimpa adira. Tak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi manusia paling menyedihkan didunia ini.
Menjauhi semua orang memang Cara paling ampuh untuk tidak terluka, lagi. Memang betul, tidak Ada alasan untuk membenci ayah kandung nya. Namun, jika kalian bertukar posisi dengan adira 1 Hari Saja, mungkin kalian akan berbuat demikian seperti adira.
Mendengar bel tanda masuk jam pelajaran. Melirik ke jendela kelas, sudah ramai. Rafif pun sudah tidak Ada dikelas nya.
Adira pun masuk, lalu duduk ditempatnya. Menelungkup Kan wajah nya ke dalam lipatan kedua tangannya. Memilih diam, sampai Ada suara guru yang terdengar memasuki kelas.
Adira menegakkan tubuh nya, mencoba melihat papan tulis, mencoba mencerna apa yang guru nya ajarkan di Depan. Namun nihil, tidak Ada satu pun ilmu yang masuk ke otak adira saat ini.
"Tuhan kenapa aku begitu rapuh? Ini bukan aku! Jelas bukan aku! Susah sekali rasanya menerima ini semua, menerima bahwa aku dijauhi semua orang, oh tidak bahkan aku dijauhi duniaku. Ayah kandung ku, adalah ayah kandung dari kak rafif juga. Dan kak rafif menyukai ku, sementara vira dia menyukai kak rafif. Vira duniaku, dia mengajarkan aku semua Hal. Sudah berapa lama dia mendiami ku? Bolehkah aku menangis dipangkuan mu tuhan? Mengadu sejadi-jadinya!" Rintih adira dalam hati.
***
Halo semuaaa
Selamat membaca Dan maaf sudah menunggu lamaaaaa.Tinggalkan jejak semuanya👌
LOVE YOU ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Is My Senior [COMPLETED]
Teen FictionIni bukan kisah badboy bertemu badgirl, ini kisah tentang, Adira Fradella, gadis berparas manis yang mempunyai alis tebal yang hampir menyatu dilengkapi dengan bulu mata nya yang lentik, seorang gadis periang dengan sejuta senyuman. Siapa yang tau...