"kenapa sih Lo, cemberut aja baru Dateng" ucap Vira yang baru saja melihat Dira memasuki kantin dan duduk dihadapan nya
"Itu tuh kakak kelas yang duduk di sebelah gue, apaan banget dah" ucap Dira meluapkan emosi nya
"Kenapa emang dia?Lo tenangin diri Lo dulu, tarik nafas"
Dira pun mengikuti ucapan Vira
"Oke sekarang cerita" pinta Vira saat adira sudah selesai melakukan pendinginan
"Sumpah ya, itu kakak kelas nyebelin banget dari gue datang. Gue udah minta dia minggir baik-baik terus dicuekin, pas tadi gue mau keluar gue baru ngomong langsung nyelonong gitu aja dikira gue ini tembok apa dicuekin Mulu" ucap Dira seraya mengadu
"Sabar, sabar nih minum dulu" ucap Vira sambil menyodorkan minuman dingin punya nya
Tanpa pikir panjang Adira langsung mengambil air itu dan meneguk nya sampai habis.
"Eh buset ra itu minum gue Lo habisin semua?" Tanya Vira sambil melongo
"Iyalah marah-marah itu mengeluarkan banyak tenaga vir, jadi gue butuh asupan mineral yang banyak juga buat menggantikan tenaga gue yang terpakai"
"Berarti kalo kaya gitu, Lo yang bayar yak gue baru minum seteguk dan Lo yang habisin, okehh bye-bye Adira gue mau kekelas" ucap Vira lalu beranjak meninggalkan Adira
"Emang yah tuh anak gak pernah ngerti situasi, orang lagi kesel gini masih aja disuruh bayar ditinggal lagi" ucapnya entah kepada siapa
Adira pun segera memesan menu favorit nya yaitu bakso dan jus jambu. Ia memakannya dengan sangat lahap lalu beranjak untuk membayar dan pergi menuju ruangannya. Dikoridor kelas 12 tepatnya berada di lantai 3, banyak sekali kakak kelas yang menatap Dira dengan berbagai macam tatapan. Ada yang menatap Dira dengan tatapan kagum karena paras diwajahnya yang begitu cantik, ada yang menatap dira dengan tatapan iri karena sedari tadi Dira menjadi pusat perhatian, ada juga yang menatap dira dengan tatapan bagai ingin menjadikan Dira target untuk jadi pacarnya, dan lain sebagainya. Adira sedikit risih dengan tatapan seperti itu. Dia segera naik kelantai 4 tepat dimana ruangannya berada.
Setelah sampai di ruangannya, ia mengembuskan nafas nya sedikit lega, kakak rese itu belum ada dikelas, sehingga ia tak perlu repot-repot meminta izin untuk masuk ke bangkunya.
Mata pelajaran kedua UTS dimulai dengan mata pelajaran Biologi untuk kelas IPA dan Sosiologi Untuk Kelas IPS. Adira dan kakak kelas nya itu mendapatkan soal biologi. Waktu berjalan, Adira telah sampai ke nomor akhir yaitu soal nomor 50, ia sedikit bingung menjawabnya, soal nomor ini sedikit asing karena ia tak pernah mempelajari nya, mungkin gurunya menyempilkan soal kelas 12 untuk mengetes murid nya itu. Adira sempat ragu untuk bertanya ke kakak kelas nya itu tetapi pada akhirnya ia pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Kak, maaf mau nanya soalnya tiba-tiba gurunya ini nyempilin soal kelas 12, jadi gue..."
"Apa?" Balas kakak itu cepat yang membuat Adira sedikit melongo
"Hormon yang dapat digunakan untuk menghilangkan sifat kerdil pada tanaman itu apa kak?" Tanya Adira cukup hati-hati
"giberelin" jawab kakak itu
"Oh oke ma..."
Ucapan Dira lagi-lagi terpotong karena kakak itu kembali berdiri dan meninggalkan nya tanpa menunggu Adira selesai bicara. Kakak itu kedepan kelas untuk mengumpulkan lembar jawaban nya yang telah terisi penuh. Adira sedikit terkejut karena tak dihiraukan lagi dan yang lebih terkejut lagi waktu ujian masih ada 30 menit lagi tetapi Kakak kelasnya itu sudah mengumpulkan kerjaannya, tidak menutup kemungkinan bahwa Kakak kelasnya itu memiliki otak yang cerdas.
Disekolah Dira jika sudah selesai mengerjakan soal dan sudah mengumpulkan nya diperbolehkan keluar ruangan. So, Adira tidak sempat bilang makasih ke kakak kelasnya itu.
"Rese sih, nyebelin sih, tapi baik juga" batin dira
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Is My Senior [COMPLETED]
Teen FictionIni bukan kisah badboy bertemu badgirl, ini kisah tentang, Adira Fradella, gadis berparas manis yang mempunyai alis tebal yang hampir menyatu dilengkapi dengan bulu mata nya yang lentik, seorang gadis periang dengan sejuta senyuman. Siapa yang tau...