Adira pagi ini kembali ke sekolah, arka menjemput nya.
"Kak" panggil Adira ketika sudah sampai di depan gerbang rumahnya
"Udah?yuk!"
Mereka berdua pun berangkat menuju sekolah, menggunakan motor besar milik arka.
Entah ada angin apa, arka tiba-tiba meminta Adira untuk membiarkan dia menjemputnya, Adira pun mengiyakan saja.
Setelah sampai di area sekolah, arka memarkirkan motornya. Lalu, berjalan berdua bersama Adira melewati koridor yang banyak pasang mata memperhatikan mereka.
"Mereka jadian?"
"Ih apaan banget dah si Adira, sok cantik jalan bareng kak arka"
"Kakak ganteng gueeeeee"
"Berani-beraninya tuh junior, belum tau siapa gue dia"
"Cocok ya, sama-sama cantik dan ganteng"
"Iya, sama-sama pintar pula"
Begitulah bisik-bisik yang mereka dengar sepanjang koridor, Adira risih karena memang tujuan ia bersekolah hanya untuk mencari ilmu bukan mencari sensasi atau musuh.
Arka yang tau ke gelisahan Adira pun bicara,
"Jangan dengerin mereka selama itu gak benar nggak usah takut, oke?" Ucap arka
Adira hanya mengangguk kecil, sangat kecil.
Arka mengantarkan Adira sampai kelas seolah Adira akan lari dari dunia nya jika ia tak melakukan itu, padahal adira sudah melarang keras, tetapi arka lebih keras kepala.
"Diraaaa, cecan kangen" ucap vira langsung memeluk Adira saat Adira baru saja memasuki kelas
"Apaan banget dah, baru juga kemarin ketemu" ucap Adira
"Ishhh, nggak ngerti situasi"
"Hey, woy, kawan-kawan ku sekalian sapa Adira dong gak kangen apa" teriak Vira pada anak kelas
"Adira udah balik?"
"Dari mana aja?"
"Kita kangen tau"
"Iya, nggak ada lagi deh kunci jawaban matematika berjalan"
"Bego dasar, jangan bilang gitu"
"Hehehe, nggak apa-apa Adira nya juga seneng di contekin, ya kan Ra?"
Ramai kelas menjadi gaduh Karena ulah Vira, Adira pun bingung ingin menjawab yang mana, Ia hanya membalas dengan tersenyum.
"Udah, udah Adira nya capek jangan berisik, jangan banyak tanya, yuk duduk Ra"ucap Vira
"Yeuu si anying, dia yang nyuruh nyapa duluan" ucap salah satu siswa di kelas itu.
Bel pun berbunyi, pelajaran dimulai. Adira sangat menikmati waktu disekolah nya. 3 bulan ia menghilang rasanya sangat lama, ia rindu sekolah ini, rindu suasana kelas, kantin, perpus, bahkan rooftop. Adira rindu semuanya.
Sekarang jam ke 3 pelajaran dimulai, tetapi kata ketua kelas Adira barusan bilang bahwa guru yang mengajar di jam itu tidak masuk dan tidak diberi tugas hanya disuruh diam dan jangan berisik saja, menyenangkan.
"Yang merasa anak osis, silahkan ke ruang osis sekarang!" Pengumuman yang terdengar dari speaker kelas.
"Ra, sana OSIS kan Lo" ucap Vira
"Mager"
"Hus, sana dihukum nanti baru tau rasa Lo"
"Anterin yuk!" Ajak Adira
"Mager"" ucap vira menirukan suara Adira barusan
Adira pun pergi ke ruang osis tanpa di Anter dengan Vira. Sesampainya diruang osis.
Adira membuka kenop pintu pelan.
What the hell
Kenapa diruang osis sepi gini, Adira pun melangkahkan kakinya untuk lebih masuk lagi ke dalam.
Adira mematung melihat arka dan Dinda, kakak kelas nya juga. Dinda sekelas dengan Arka. Mata suci Adira ternodai, ia melihat arka sedang memeluk Dinda erat, sangat erat.
Tanpa mau mengganggu, Adira melangkahkan kakinya keluar ruangan. Ia sangat terkejut,
"Kok kak arka gini? Kemarin dia minta gue balik, sampai tadi pagi pun masih jemput. Kenapa sek..... sekarang gi....gini" batinnnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Is My Senior [COMPLETED]
Teen FictionIni bukan kisah badboy bertemu badgirl, ini kisah tentang, Adira Fradella, gadis berparas manis yang mempunyai alis tebal yang hampir menyatu dilengkapi dengan bulu mata nya yang lentik, seorang gadis periang dengan sejuta senyuman. Siapa yang tau...