Arka membanting tubuhnya ke kasur, ia barusan mengikuti Vira yang tengah membawa Adira ke rumah sakit namun arka kehilangan jejak Vira. Ia bingung harus mencari kemana, ia memutuskan untuk pulang dulu.
Setelah mandi dan ganti baju arka, merebahkan dirinya ke kasur dengan tatapan kosong memandang langit-langit kamarnya.
"Kenapa Adira setakut itu?"
"Gue emang kasar, tapi itukan cuma kata-kata nggak sampai main tangan"
"Terus Vira juga kenapa semarah itu? Dan mukanya kelihatan jelas bahwa dia sangat panik dan terlihat seperti orang yang takut kehilangan orang yang sangat dia cintai."
"Kenapa pas gue nyusul, tiba-tiba ada 2 motor besar yang menghalangi jalan gue sampai gue kehilangan jejak Vira?"
"Dan satu lagi, kenapa Adira menggunakan kosakata 'aku'. Dia biasanya ngomong pakai elo-gue"
Banyak sekali gumaman pertanyaan arka, yang ia sama sekali tidak ketahui jawaban nya.
"Gue harus tanya ini sama Rafif. kayaknya, otak dia lebih jalan kalau soal cewek"
keesokkan paginya, arka baru saja datang dan melihat Rafif sedang berdiri di depan kelas sambil bersandar di pintu memainkan ponselnya. baru saja Arka ingin menghampiri Rafif dan menegurnya tiba-tiba saja ada sebuah pukulan melayang di bibir kiri nya.
"apa-apaan sih, kemarin lo udah ninju gue di bibir kanan sekarang di kiri ancur aja muka gue" ucap arka kepada seseorang yang ternyata adalah Vira.
"DASAR ANJING, ASAL LO TAU YA ARKA SI KETUA OSIS PANUTAN SISWA, ADIRA KABUR MALAM ITU DARI RUMAH SAKIT, DIA KETAKUTAN HEBAT SAAT LO DATANG." Teriak Vira
"Adira.....Adira hilang lagi?"
"IYA, PUAS LO HAH?DASAR BRENGSEK"
ucap Vira lalu mendorong Arka keras sampai terbentur ke tembok. Vira menangis sambil lari, ia sangat Terpukul bahwa Adira hilang (lagi) sementara Arka yang masih diam, membatu mencoba mencerna Apa benar Yang diucapkan Vira.
Tanpa menunggu aba-aba lagi, arka langsung berlari mengejar Vira, ia tau kemana saat ini Vira pergi.
"Vira" panggil arka yang telah menemui Vira di rooftop sekolahnya
"Kenapa sih ka?" Tanya Vira ia masih terisak menangis
"Kenapa apanya?" Tanya arka mengernyitkan dahi nya
"Kenapa semua orang nggak pernah membiarkan gue bahagia?" Tanya nya hampa
"Nggak bahagia? Bukannya Lo bergelimang harta, Lo anak orang kaya raya kan?"
"Iya, tapi gue nggak ngerasa bahagia sama sekali"
Arka kembali bingung, ia mengernyitkan dahinya.
"Kenapa saat ada satu-satunya orang yang bisa bikin gue tertawa lagi, saat ada orang yang bikin gue semangat lagi, saat ada orang yang membuat gue menjadi sosok Vira yang periang, ceria. Kenapa Lo ambil semua nya dari gue kak?" Vira membalikkan badannya memperlihatkan matanya yang sembab akan air mata, kali ini dia memanggil Dengan sebutan 'kak' dan nada suara nya melembut, dengan tatapan yang sendu. Ia sangat Terpukul Adira hilang dan pergi tanpa memberitahunya.
"Apa yang Lo maksud Adira?" Tanya arka hati-hati, ia sangat tidak tega melihat perempuan menangis.
"Iya, kenapa saat nyokap bokap gue nggak pernah peduli sama gue, saat mereka sibuk sama pekerjaan masing-masing, dan cuma Adira yang sayang sama gue, cuma dia yang peduli sama gue dan ngebuat gue menjadi sosok Vira seperti dulu. Lo malah membuat semua hancur." Vira terisak-isak
"Nggak bisa kah?sekali saja, berhenti mengganggu adira, gue nggak punya siapa-siapa lagi kak, selain Adira. Cuma dia yang gue punya" Vira semakin terisak, ia memukul dadanya sesak.
"KENAPA TUHAN? KENAPA TIDAK ADA SEORANG PUN YANG MEMBIARKAN AKU BAHAGIA WALAU SEBENTAR, KENAPAAAA? KENAPA SAAT AKU BISA MERASAKAN KASIH SAYANG YANG TULUS, DIA MALAH PERGI TUHANN?KENAPA?" Teriak Vira, ia benar-benar terpukul. Ia memukul dadanya berkali-kali, menjambak rambutnya sendiri.
Arka benar-benar tidak tega, ia ikut merasakan apa yang Vira rasakan.
Arka menghampiri Vira berjongkok disampingnya. Menepuk pundak Vira pelan.
"Tenang ya, jangan nangis. Gue akan bantu cari dan kalau udah ketemu, gue nggak akan dekatin, gue akan segera hubungi Lo, oke?"
"Bener?" Tanya Vira penuh harap
"Iya"
Arka membawa vira turun, bagaimanapun juga Vira adalah perempuan dan dalam keadaan seperti ini, ia pasti sangat lemah dan tak kuat berjalan sendiri.
Arka mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Rafif. Ia memilih fokus belajar dan memikirkan dimana Adira berada?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Is My Senior [COMPLETED]
Teen FictionIni bukan kisah badboy bertemu badgirl, ini kisah tentang, Adira Fradella, gadis berparas manis yang mempunyai alis tebal yang hampir menyatu dilengkapi dengan bulu mata nya yang lentik, seorang gadis periang dengan sejuta senyuman. Siapa yang tau...