Bab 10 : BUKAN PELAMPIASAN

62.8K 4.3K 49
                                    

Kayla duduk dipinggir kolam ikan samping rumah sambil senyum-senyum. Sesekali ia mengecek ponselnya namun tak ada satu pesanpun balasan dari Satya.

Mungkinkah Pak Adit bohong, Kayla menggeleng tidak mungkin. Biarlah yang penting tumis kangkungnya sudah sampai.

"Kayla!" Teriak Alvin dari dalam rumah.

Kayla berdecak kesal selalu saja kakaknya tak ada hari tanpa membuatnya kesal.

"Apa?" Kayla memutar bola matanya malas.

"Tumis buatan mama mana kok udah gak ada perasaan tadi pas gue mau mandi masih banyak deh"

"Oh itu hehe gue kasih ke Satya" Kayla nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Astaga Kay lo kasih semua?" Alvin menatap kesal adiknya.

"Y-ya iya hehe"

"Ya Allah Kayla tega lo gue laper tau nggak" Alvin mengusap-usap perutnya yang keroncongan.

"Yaudah gue masakin lagi ya"

"Ogah" Alvin bergidik ngeri membayangkan harus makan masakan Kayla.

"Yaudah selamat kelaparan kakak gue yang paling jelek sedunia" Kayla langsung lari kekamar sebelum mendengar ocehan Alvin.

****

Pagi-pagi Kayla sudah duduk di gazebo samping gedung Fakultas Ekonomi, ia menunggu Ella untuk mengerjakan tugas Statistika bersama. Hari ini ada tugas tapi Kayla belum mengerjakan sama sekali.

"DOORRR" Kayla berjengit kaget karena teriakan Ella yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

"Sialan lo ngagetin aja. Kalo gue jantungan lo harus tanggung jawab"

"Hehe sorry. Yuk ngerjain, gue udah dapet contekan" Ella menunjukan foto jawaban di ponselnya yang entah didapat dari mana, Ella memang jago mencari contekan.

Mereka menulis tugas dengan serius berharap tugasnya cepat selesai karena deadlinenya adalah hari ini.

"Kay"

"Hm?" Jawab Kayla sambil terus menyalin jawaban Ella yang sudah selesai.

"Lo serius suka sama Pak Satya?"

"Kenapa?"

"Ya gue penasaran aja. Lo beneran suka sama dia kan bukan cuman lo jadiin pelampiasan doang setelah putus dari Dafa?"

Kayla mendadak terdiam mendengar pertanyaan Ella, ia menghentikan menulisnya kemudian bersandar di tiang penyangga gazebo.

"Dulu gue juga mengira kayak gitu, tapi semakin kesini kayaknya gue emang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama Pak Satya."

"Tapi lo tau kan dia kayak gimana sama lo. Dia tu cuek dan dingin sama lo, gue cuman takut lo kecewa lagi Kay"

Kayla menarik nafasnya perlahan.

"Gue tau dia dingin cuek sama gue, tapi justru itu yang ngebuat gue yakin kalau dia itu tipe orang yang setia Ell. Mungkin semua mahasiswa bilang dia killer dia bukan tipe idaman meskipun mempunyai wajah tampan, tapi gue yakin dia orang baik."

Ella menatap prihatin dengan sahabatnya baru saja ia dihianati kekasihnya dan sekarang besar kemungkinan cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Gue cuman mau yang terbaik buat lo Kay. Gue dukung semua keputusan lo, tapi gue cuman gak mau lo kecewa lagi. Itu doang"

"Aaa jadi pengen cepet-cepet jadiin kakak ipar deh" Kayla memeluk Ella sedangkan yang dipeluk hanya mendengus mendengar Kayla yang ngebet pengen dia jadi kakak iparnya.

"Kemarin Pak adit bilang sama gue kalo tipe cewek Pak Satya itu adalah cewek yang pinter. Gimana ya Ell caranya biar gue pinter dalam waktu cepet?"

Ella berdecak kesal mendengar pertanyaan Kayla.

"Mana gue tau kan gue sama begonya sama lo. Kalo lo tanya gimana caranya biar cantik dan langsing itu gue baru jagonya"

"Ia juga ya. Kita kan sama begonya, tiap hari nyontek terus kerjaannya. Duuh terus gimana dong, kasih solusi kek"

"Ya lo tinggal belajar aja terus tiap hari sampek mabok buku. Kalo gue sih ogah"

Saat Ella akan mengemasi alat tulisnya tak sengaja melihat Pak Satya jalan keluar gedung bersama Bu Arsya dosen Akuntansi Manajemen.

Dengan cepat Ella menepuk-nepuk tangan Kayla dengan mata yang masih fokus melihat Pak Satya dan Bu Arsya.

"Kay itu bukannya Pak Satya ya? Mau kemana sama Bu Arsya?" Ucap Ella pelan sambil menunjuk ke belakang Kayla.

Dengan cepat Kayla langsung menoleh kebelakang dan benar disana ada Pak Satya yang sedang berjalan dengan dosen Akuntansi Manajemen bernama Bu Arsya.

Ada sedikit rasa iri dalam hati Kayla saat melihat Pak Satya yang terlihat berbicara akrab dengan Bu Arsya tidak seperti dengannya.

"Kay lo gakpapa?" Tanya Ella menggoyang-goyangkan tangan Kayla yang tiba-tiba terdiam.

Kayla tersenyum "gue gakpapa kok."

"Bener?"

"He'em. Yaudah gue mau kepoin mereka dulu ya."

"Eh tugas lo belum kelar woy" teriak Ella namun tak dihiraukan Kayla yang sudah berlari mengejar Pak Satya. Ella hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya, tadi katanya pengen pinter eh sekarang tugas yang tinggal nulis tanpa mikir aja gak diselesaikan mana bisa pintar coba.

To be continued
______________________________________
☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang