Satya memakan nasi dengan sayur oseng kangkung kesukaannya dari Kayla dengan sedikit lahap. Meskipun sedikit terasa hambar karena ia sakit tapi Satya terus berusaha menghabiskan makanannya, rasanya tidak sopan kalau ia menyisakan makanan yang diberikan padanya.
Kayla yang melihat pak Satya menghabiskan makanannya merasa senang, usahanya untuk datang kesini terasa tidak sia-sia.
"Pak Satya mau buah? Sini Kayla kupasin. Mau yang mana? Pisang? Apel? Atau buah pir?"
"Ehm nanti aja, sudah kenyang saya"
Selanjunya mereka berbincang mulai topik kuliah sampai perkembangan skripsi Alvin. Belum sampai setengah jam mereka berbincang ponsel Satya berbunyi.
"Assalamualaikum bu"
"Walaikumsalam, ini ibu udah di depan Bank BCA yang dekat kontrakan kamu. Gang masuk nya sebelah mana ibu lupa"
"Loh ibu kesini?" Tanya Satya terkejut karena ibunya tak memberi kabar sebelumnya.
"Iya. Mana jalannya?"
"Tinggal lurus aja bu gang pertama belok ke kiri"
"Oalah yasudah Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Satya menaruh kembali ponsel nya di meja.
"Ibu pak Satya kesini?" Tanya Kayla, ia mendadak gugup karena akan bertemu secara langsung dengan ibu Pak Satya.
"Iya, nggak ngasih kabar tiba-tiba sudah di jalan raya depan."
"Ibu pak Satya tinggal dimana?" Tanya Alvin penasaran.
"Di jogja."
Belum sempat Alvin bertanya lagi tiba-tiba sudah ada salam dari depan.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" jawab mereka berempat bersamaan.
Masuklah wanita paruh baya dengan memakai jilbab syar'i dengan menenteng sebuah tas kecil dan tas besar. Dibelakangnya ada seorang wanita mungkin seumuran pak Satya lebih muda sedikit.
Mereka berdua menyalami Ella dan Kayla dan menangkupkan kedua tangannya di dada saat menyalami Alvin.
"Wah ini temannya Satya ya?" Tanya ibu pak Satya ramah.
"Kami mahasiswa yang diajar pak Satya bu" jawab Alvin terpaksa karena Ella dan Kayla tidak ada yang menjawab.
"Oalah mahasiswanya. Wah makasih ya udah mau repot-repot jenguk pak Satya. Kalian semester berapa?"
"Saya semester 8 bu. Ini adik saya sama temanya semester 4"
"Oalah. Semoga lancar ya kuliahnya"
"Aamiin" jawab mereka serempak.
"Oiya nak gimana masih sakit? Apa udah mendingan? Ibu khawatir dan kangen sama kamu makanya langsung kesini" Tanya ibu Satya.
Satya yang ditanya tersenyum "udah mendingan bu. Ini udah pakai plester kompres penurun demam, tadi di beri Kayla."
Kayla tersenyum dan mengangguk saat ibu pak Satya mengucapkan terimakasih padanya.
Kayla sebenarnya penasaran dengan perempuan yang bersama ibu pak Satya, tapi ia tak berani bertanya. Kalau adik pak Satya rasanya tidak mungkin karena muka mereka tidak mirip. Apa sepupunya? Entahlah.
"Oiya ini aku ngajak Aisyah mampir sekalian, kebetulan dia ada seminar di Jakarta nanti sore jadi ibu sekalian bareng berangkatnya."
Satya hanya bisa tersenyum kepada Aisyah.
Kayla langsung menoleh ke Aisyah. Aisyah? Rasanya nama itu tidak asing baginya, sedetik kemudian Kayla ingat Aisyah adalah perempuan yang akan dijodohkan dengan pak Satya saat ia menguping beberapa minggu lalu. Ia mendadak minder melihat Aisyah. Aisyah perempuan berperawakan tinggi, putih, wajah manis, kalem, dan dilihat dari penampilannya sudah dipastikan ia perempuan solehah. Kayla merasa ia tak ada seujung kuku jika di bandingkan dengan Aisyah yang nyaris sempurna. Kayla tidak terlalu tinggi, putih masih iya, kalau urusan wajah ia masih menang jika melawan Aisyah, tapi kalau kalem dan solehah Kayla benar-benar jauh dibawah Aisyah. Kayla benar-benar merasa minder.
"Oiya tadi Aisyah cerita sama ibu, dia buatin kue brownies kesukaan kamu lo. Enak rasanya tadi ibu sudah coba pasti kamu suka. Aisyah mana tunjukin kue buatan kamu."
"Iya bu" Aisyah mengeluarkan kue brownies dari tas kecil yang ia bawa dan menaruh di meja dekat Satya.
"Ini sedikit dari saya, semoga pak Satya suka." Ucap Aisyah lembut dengan wajah menunduk.
"Makasih, saya coba ya" Satya mengambil kue brownies yang diberikan padanya dengan senyum senang.
"Wah enak, Kamu jago buat kue ya" sambil memakan kue browniesnya.
"Makasih, ini Masih belajar pak"
"Oiya ini saya potongkan untuk kalian bertiga." Satya memotong lagi untuk diberikan kepada Ella, Kayla dan Alvin.
Kayla menerima dengan lemah. Rasanya tidak ada semangat lagi untuknya, apalagi melihat pak Satya yang makan kue brownies dengan lahap padahal tadi bilang kenyang saat akan dikupaskan buah oleh Kayla. Kayla juga merasa Aisyah menyukai pak Satya karena ia membuatkan kue brownies khusus untuk pak Satya, ditambah lagi wajah bahagia pak Satya membuat Kayla semakin sedih. Rasanya ia ingin menangis sekarang, tapi ia tetap berusaha memakan kue brownies yang dibuat Aisyah yang ternyata rasanya sangat enak. Oke kayla kalah lagi dalam satu hal yaitu urusan masak-memasak. Kayla benar-benar kalah jauh dari Aisyah.
To be continued
______________________________________☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆
Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Dosen
Teen Fiction♡Follow author dulu sebelum baca♡ #1 in literasi (10 juni 2020) #2 in literasi (16-20 juni 2020) #1 in klasik(10 agustus 2020) #1 in pelajar (19 agustus 2020) Kayla putri Raesya cewek cantik primadona difakultasnya tapi bodoh dalam pelajaran, justru...