Kayla duduk di kelas mendengarkan materi pelajaran Akuntansi dengan sebal, moodnya sedang tidak baik setelah bertengkar dengan pak Satya lalu ditambah lagi dengan kolom-kolom debit kredit serta kawan-kawannya yang membuat kepalanya semakin pusing. Rasanya pelajaran Akuntasi yang hanya 90 menit berasa 10 jam. Huaaa lama, Kayla ingin cepat pulang kemudian rebahan sambil makan coklat agar moodnya kembali.
"Sstttt"
Kayla menoleh ke arah Ella yang memanggilnya, "apa?"
"Ini nomor 3 dimasukin ke utang atau piutang? Gue nggak dengerin tadi"
Kayla mengangkat sebelah alisnya, "lo nanya akuntansi ke gue? Percuma gue nggak bisa"
Ella berdecak kemudian menoleh ke kiri bertanya pada Stefi yang pintar Akuntansi, Kayla hanya memutar bola matanya, kenapa tidak sedaritadi saja tanya ke Stefi.
Drrtt
Ponselnya bergetar tanda ada sebuah pesan masuk, Kayla penasaran ia segera mengambil ponselnya sambil mengawasi bu Arni di depan.
From : pak Satya
Kay, kamu masih marah sama saya?Kayla menaruh ponselnya lagi di tas tanpa membalas pesan dari pak Satya. Baru beberapa menit di taruh, ponselnya bergetar lagi.
From : pak Satya
Kay bener kamu masih marah sama saya? Yasudah nanti kalau sudah tidak marah kabari yaKayla membaca pesan pak Satya dengan geram, bisa-bisanya pak Satya bicara seperti itu, tidak peka sekali. Harusnya pak Satya merayunya agar tidak marah lagi, eh malah ini nyuruh ngabari kalau sudah tidak marah.
Ingin rasanya menjerit sebal, Kayla menaruh kembali ponselnya ke dalam tas dengan sedikit di lempar. Sebal sebal sebaal.
Kayla melipat tangannya di atas meja dengan bibir mengerucut. Setelah menunggu 15 menit akhirnya jam kuliah berakhir. Kayla segera mengambil tasnya dan berdiri, sebelum ia melangkah pergi Ella sudah memanggilnya.
"Kay lo langsung pulang?"
"Iya kenapa?"
"Nggak papa sih, gue lagi pengen ke mall nih. Ke mall yuk"
Kayla sebenarnya ingin, tapi moodnya sedang tidak baik.
"Besok aja ya, lagi males nih. Besok gue temenin deh"
"Yah" terlihat wajah kecewa dari Ella, "yaudah deh besok aja"
"Gue pulang duluan ya, lo ada jam lagi kan?"
"Iya"
Kayla melangkah keluar kelas bersama Ella, sesampainya di depan kelas mereka berjalan berlawanan arah. Ella masih ada jam lagi sedangkan Kayla tidak, mereka mengambil mata kuliah pilihan yang tidak sama.
Kayla berjalan ke arah lift untuk segera turun, sesampainya di bawah ia keluar lift dan berjalan keluar menelusuri lorong sebelum masuk lobi dan pintu keluar. Di sepanjang lorong ada kursi-kursi berjejer untuk duduk mahasiswa yang sedang bersantai menunggu jam kuliah lanjutan.
Kayla berjalan dengan santai melewati orang-orang yang duduk di pinggir lorong, sampai ia akan melewati segerombolan gadis yang tiba-tiba semua menoleh ke arahnya.
"Tuh tuh tuh orangnya lewat." Kayla mendengar sayup-sayup suara salah satu dari empat orang yang sedang duduk itu memberi tahu temannya.
Kayla mengernyitkan dahi, maksudnya apa? Yang lewat lorong sekarang hanya dirinya.
"Beneran itu?"
"Iya, kemarin malam gue lihat dia jalan sama pak Satya."
Deg
Kayla semakin yakin yang dibicarakan itu dia, Kayla memperlambat jalannya namun pura-pura tidak dengar.
"Oya? Ih masa pak Satya mau sih jalan sama dia. Sebel, cantikan juga gue kemana-mana"
Kayla langsung melirik kearah cewek yang berbicara tersebut dan ia terkejut setelah tau siapa cewek itu, Risa teman sekelas Fandi yang menjadi fans berat pak Satya. Sial, kenapa orang itu muncul lagi. Kayla terus berjalan hingga hampir melewati ke empat orang tersebut.
"Iyalah cantikan kamu kemana-mana"
Kayla berdecih dalam hati, cantik apanya make up tebal seperti anabel saja mengaku cantik. Ke empat orang yang sedang membicaraknnya langsung diam saat Kayla melewatinya, tapi baru beberapa langkah ia lewat terdengar lagi jika mereka membicarakannya.
"Pokoknya gue nggak rela pak Satya sama tuh cewek, udah jelek cantikan juga gue trus pinteran gue, baikan gue kurang apalagi coba. Kenapa malah pak Satya jalan sama dia sih"
Kayla yang langsung berhenti kemudian berbalik ke arah empat cewek yang sedari tadi membicarakannya.
"Halo permisi, kalian lagi ngomongin gue ya?" Tanya Kayla dengan tersenyum menahan emosi.
"Pede banget sih lo" ucap salah satu teman Risa.
"Iya gue ngomongin lo. Kenapa? Nggak suka?" Sahut Risa.
Wow wow jadi ini yang tadi mengatakan dirinya cantik, pinter, dan baik tapi nyatanya tidak lebih baik dari Kayla.
"Santai dong. Kan gue cuman nanya, buat apa sih Kalian ngomongin gue. Lagian ya kalau gue jalan sama pak Satya atau enggak itu bukan urusan kalian." Ucap Kayla dengan santai.
"Jelas urusan gue lah. Gue nggak suka ya kalau ada yang jalan sama pak Satya."
Kayla menatap Risa dengan menahan tawa, "Emang lo siapanya pak Satya? Suka-suka pak Satya dong ngajak jalan sama siapa"
"Dengernya lo tuh nggak pantes sama pak Satya, pantesan juga gue kemana-mana"
"Oya? Tapi yang diajak jalan gue tuh bukan lo "
"Lo tuh ya." Ucap Risa emosi dengan menunjuk ke wajah Kayla, "awas ya kalau lo masih jalan lagi sama pak Satya, gue nggak akan tinggal diam."
Kayla tersenyum, "sayangnya gue nggak takut"
Mendengar jawaban dari Kayla emosi Risa semakin memuncak, ia sudah bersiap akan menjambak rambut Kayla namun sebelum terjadi ada suara seseorang yang membuatnya mengurungkan niat.
"Kayla"
Kayla menoleh ke sumber suara yang memanggilnya, ternyata pak Satya. Pak Satya berjalan ke arahnya dengan sedikit terburu.
"Saya cari kamu kamu kemana-mana ternyata disini, ayo ikut saya ada yang mau saya bicarakan."
Kayla hanya mengangguk kemudian mengikuti pak Satya, tapi sebelum ia pergi Kayla menoleh ke arah Risa sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat Risa semakin terbakar emosi.
To be continued
______________________________________☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆
Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤
![](https://img.wattpad.com/cover/175268938-288-k238580.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Dosen
Novela Juvenil♡Follow author dulu sebelum baca♡ #1 in literasi (10 juni 2020) #2 in literasi (16-20 juni 2020) #1 in klasik(10 agustus 2020) #1 in pelajar (19 agustus 2020) Kayla putri Raesya cewek cantik primadona difakultasnya tapi bodoh dalam pelajaran, justru...