Bab 41 : jealous

54.5K 3.4K 84
                                    

Kayla bersiap untuk kuliah sore ini, ia  meminjam motor Rana adiknya karena mobil Kayla sedang di servis. Sepanjang jalan Kayla menikmati sepoi-sepoi angin sore yang menerbangkan rambutnya.

Sesampainya di kampus, Kayla langsung menuju ruang kelasnya di lantai 4 gedung Fakultas Ekonomi. Ia duduk di samping Ella seperti biasa, namun kali ini ia tidak di pojok belakang lagi melainkan di tengah-tengah.

"Tumben berantakan tuh rambut?" Tanya Ella sambil menunjuk rambut Kayla yang sedikit berantakan tidak seperti biasa.

"Iya nih, tadi gue naik motor hehe"

"Tumben"

"Pengen aja, udah lama nggak naik motor"

"Eh Kay kakak lo nyebelin banget sih"

"Siapa? Alvin?"

"Iyaa, masa semalam dateng ke rumah gue trus ngaku-ngaku ke ibu kalau dia pacar gue. Kan nyebelin"

"Kok Kak Alvin tau rumah lo?"

"Gatau, gue kira tau dari lo?"

"Yaelah nggak mungkin lah, ngapain juga gue kasih tau rumah lo ke Kak Alvin"

"Trus dia tau dari mana dong?"

"Mana gue tau, ngikutin lo kali"

"Ih nyebelin banget, tau nggak kemarin dia juga ngajakin gue keluar. Bener-bener ya tuh anak pinter banget acting, masa di depan ibu gue dia tuh kalem banget padahal aslinya idih amit-amit" gerutu Ella.

"Haha trus ibu lo ngijinin?"

"Iya" Ella melipat kedua tangannya di dada.

"Ciee kencan ciee. Uwu ada yang mau jadi kakak ipar gue nih" ucap Kayla sambil mencolek-colek pundak Ella.

"Ish" Ella menepis tangan Kayla bersamaan dengan Bu Rahma dosennya hari ini datang.

Kayla memperhatikan penjelasan dari bu Rahma dengan sedikit mengantuk, selalu saja seperti itu.

Setelah selesai kuliah Kayla berniat langsung pulang karena sekarang sudah pukul 5 sore, ia takut kemalaman jika harus mampir-mampir seperti biasa karena hari ini ia memakai motor. Kayla berjalan beriringan dengan Ella keluar gedubg fakultas, sesampainya di luar mereka berpisah karena Kayla dan Ella parkir di tempat yang tidak sama.

Kayla berjalan menuju parkiran motor dekat dengan gedung fakultas sebelah parkir mobil mahasiswa Ekonomi, kebetulan tadi sedang kosong sehingga Kayla dengan senang hati memarkir motonya disana.

Kayla mencari motornya diantara motor lain yang berjejer rapi. Kayla tersenyum saat menemukan motors scoopy berwarna merah di depannya. Ia segera mengambil kunci motor di dalam tas kemudian menyalakan motornya, baru saja Kayla berusaha memundurkan motornya ia merasakan ada yang tidak beres. Kayla langsung turun lagi dan memeriksa ban motornya, sial kedua ban motornya kempes.

Tanpa sengaja Kayla menemukan secarik kertas yang di gantungkan di salah satu spion motornya, Kayla mengernyit bagaimana bisa ia baru menyadari kehadiran kertas itu dari tadi.

Kayla segera membuka secarik kertas tersebut.

Halo pecundang, gimana udah bisa jalan belum motor lo? Hahaha aduuh kacian pasti sekarang lagi kebingungan ya ban motornya bisa kempes? Udah sana pulang jalan kaki aja, motor lo nggak mungkin bisa jalan. See, gue nggak main-mainkan sama omongan gue? Gue nggak akan tinggal diam sama orang yang merebut apa yang gue inginkan. Gue akan buat hidup lo lebih menderita daripada ini kalau  lo nggak mau jauhin pak Satya.

Kayla meremas kertas yang baru dibacanya dengan sebal. Ia langsung melempar kertas itu ke sembarang tempat. Sial, ia yakin ini pasti kerjaan Risa. Kayla menghentakan kedua kakinya sebal.

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang