Bab 13 : PECINTA ALAM?

54.1K 3.9K 46
                                    

Kayla duduk di balkon memikirkan cara supaya bisa ikut club pecinta alam di kampusnya tanpa dilarang bunda. Mendadak ide cemerlang muncul dikepalanya, Kayla tersenyum senang dan langsung berlari menuju kamar Alvin.

"Kak alviiiin. Yuhuu buka pintunya"

Masih tak ada jawaban,

"Kak Alviin. Hello gue tau lo didalam," teriak Kayla sambil terus mengebrak-gebrak pintu kamar Alvin.

Tak lama kemudian munculah Alvin dengan penampilan acak-acakan. Masih memakai baju seragam, mata merah dan rambut berantakan benar-benar mirip zombi.

"Apaan sih Kay berisik ganggu orang tidur lo"

Kayla nyengir "hapus tuh iler lo sampek ke pipi kak."

Alvin menatap Kayla malas sambil melipat tangannya didada, "gak usah bohong"

"Gue serius kok."

"Lo bohong tuh hidung lo gerak-gerak kaya babi."

Reflek Kayla menutup hidungnya, sialan dia ketahuan bohong. Kayla mendengus kesal dan langsung menerobos masuk ke kamar Alvin.

"Apa lagi sih Kay. Gue ngantuk." Alvin berjalan masuk kembali ke kamar dengan malas menghampiri Kayla yang sudah duduk di tepi ranjangnya.

"Ikut pecinta alam yuk"

"Hah? Lo gak lagi sakit kan tiba-tiba ngajak ikut pecinta alam?"

Alvin menempelkan tangannya di dahi Kayla.

"Gue gak lagi demam bego. Ayolah kak ikut pecinta alam ya please"

"Ogah males gue" Alvin merebahkan badannya dan menutup mukanya dengan bantal.

"Ayo kak ikut. Kak Alvin yang tampan, baik hati dan rajin menabung. Please"

Tak ada sahutan dari Alvin. Dengan kesal Kayla menekan bantal di muka Alvin yang menyebalkan.

Alvin yang terkejut berusaha memberontak setelah berhasil ia duduk dengan nafas terengah-engah.

"Kay lo mau bunuh gue cuman gara-gara gak mau ikut pecinta alam? Lo tega Kay"

Mendadak Kayla merasa bersalah dengan Alvin, ia menyesali apa yang ia lakukan. Kayla langsung memeluk Alvin sampai mereka jatuh ke kasur karena Alvin tidak siap menerima pelukan Kayla.

"Maafin gue. Gu-gue gak sengaja kak. Gue gak akan bunuh lo kok, kalau lo nggak ada gue pasti mati kesepian di rumah. Rana nggak seru gak bisa diajak berantem."

Alvin hanya memutar bola matanya malas Kayla selalu saja menyebalkan, tapi ia juga sama akan merasa kesepian tanpa Kayla.

"Bangun. Lo tambah berat tau nggak" Alvin mendorong agar bangun.

"Ikut pecinta alam ya kak. Lo tega gue ikut pecinta alam sendirian? Ya kak ya please ikut," pinta Kayla sambil menggoyang-goyangkan tangan Alvin, "gue ngajak Ella deh, gimana?"

Mendengar nama Ella, Alvin langsung bangun dan duduk tegak dengan mata berbinar menatap Kayla.

"Gimana? Mau kan?" Kayla menaik turunkan alisnya.

"Oke" jawab Alvin setelah terdiam beberapa saat.

"Makasih, kak Alvin yang terbaik pokoknya" Kayla langsung pergi keluar kamar Alvin kembali ke kamarnya mencari ponselnya untuk mengajak Ella.

****

Kayla berjalan riang ke markas club pecinta alam ditemani Alvin dan Ella. Di sana kebetulan mereka semua pada ngumpul-ngumpul. Bahkan disana ada Pak Adit dan satya juga, pecinta Alam di kampusnya ini memang tidak hanya di ikuti oleh mahasiswa saja tapi juga boleh di ikuti oleh seluruh warga kampus termasuk dosen sekalipun.

"Selamat sore kakak-kakak" sapa Kayla ramah.

Semua orang menoleh ke arah Kayla yang kebanyakan adalah kaum adam. Banyak di antara mereka yang menatap Kayla dengan pandangan memuja, namun Kayla seolah tak peduli.

"Ehm seumpama kita bertiga ikut gabung club ini apa masih boleh?" Tanya Alvin.

"Bisa-bisa. Ayo masuk isi formulir pendaftaran dulu. Kebetulan kita menbuka kesempatan bagi siapa saja yang ikut tanpa terkecuali." Jawab salah satu orang yang mungkin saja ketua club ini.

"Terima kasih kak senang mendengarnya." Jawab Kayla sambil tersenyum manis.

"Sama-sama apalagi yang mau gabung cantik kayak kamu." Jawab cowok gendut yang duduk di pojok ruangan.

Kayla hanya tersenyum menanggapi perkataan cowok tersebut.

"Hai Pak Satya, Pak Adit"

"Panggilnya kak aja Kay kalau kita di sini biar akrab. Kita disini teman tapi kalau di luar kita dosen dan mahasiswa" jawab Pak Adit santai.

"Ah. Iya k-kak Adit dan Kak Satya hehe" Kayla merasa canggung karena ini pertama kalinya ia memanggil kak kepada dosennya.

Kayla duduk di sebelah Satya setelah mengambil formulir.

"Ehm Kak Satya hehe"

Satya menoleh "apa?"

Kayla tersenyum "kayaknya Kay lebih suka manggil kak deh daripada pak, rasanya kita bisa jadi seumuran hehe."

Satya hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah. Hidupnya selalu saja direcoki oleh gadis menyebalkan disebelahnya.

To be continued
______________________________________

☆☆krismunita ▪☆☆

Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang