My Ice Dosen

Bab 42 : keanehan

Kayla duduk di depan teras rumah sendirian, ia memikirkan sikap pak Satya yang mendadak berubah dingin seperti dulu semenjak ia ketahuan pulang diantar Fandi. Padahal Kayla sudah menjelaskan berkali-kali tapi pak Satya seperti tak mau mendengar.

"Gue harus gimana dong" Kayla menggerutu sendiri.

Kayla mengambil ponselnya, kemudian mengetikan pesan untuk pak Satya. Ia harus menyelesaikan permasalahan ini sekarang juga.

To : Pak Satya
Assalamualaikum, pak Satya bisa ketemu sekarang?

Kayla mengetuk-ketuk meja menunggu balasan dari pak Satya. Satu menit belum ada jawaban, 3 menit masih juga belum, 5 menit Kayla melirik ponselnya yang masih saja tidak ada tanda-tanda notifikasi pesan. Kayla menghembuskan nafasnya jengah kemudian mengambil ponselnya yang ditaruh di meja dengan sebal kemudian menekan tombol panggilan.

"Assalalualaikum" terdengar suara pak Satya di seberang sana.

"Walaikumsalam, pak Satya lagi ngapain sih? Dari tadi nggak balas pesan Kayla"

"Nggak buka hp Kay"

"Jangan bohong pak, saya lihat tadi online"

"Lupa datanya belum dimatikan"

"Jangan bohong pak"

"Buat apa saya bohong sama kamu"

Kayla mengerucutkan bibirnya sebal.

"Yaudahlah lupakan."

"Iya"

Kayla mengepalkan tanganya sebal, cuman iya doang? Nggak ada kata-kata lain gitu selain iya.

"Pak Satya kenapa sih?"

"Nggak kenapa-kenapa"

"Bohong"

"Enggak"

"Pak Satya dimana sekarang?"

"Dirumah"

"Bisa ketemu nggak?"

"Enggak"

"Kenapa?" Tanya Kayla semakin sebal.

"Ini udah malam Kay, saya nggak suka kamu keluar malam."

Kayla mengernyit kemudian melihat jam di ponselnya, masih jam setengah 8.

"Belum malam pak masih setengah 8"

"Itu sudah malam. Saya masih sibuk ini"

"Sibuk apa?"

"Ehm" pak Satya berdehem, "lagi ngecek tugas mahasiswa"

Kayla menghela nafas, tidak bisakah meluangkan waktu sedikit untuknya menyelesaikan masalah.

"Pak Satya berubah" gumam Kayla.

"Apa? Kamu tadi ngomong apa nggak jelas"

"Enggak" Kayla menggelengkan kepalanya pelan.