Bab 32 : Pilihan

51.3K 3.6K 47
                                    

Setelah kepulangan Kayla, Satya masih duduk di ruang tamu bersama ibunya dan Aisyah. Sedari tadi ibunya terus membicarakan kelebihan Aisyah, yang memang diakuinya benar adanya. Tapi fikiran Satya justru melayang kepada Kayla, ia merasa bersalah pada Kayla. Semenjak kedatangan ibunya bersama Aisyah tadi raut muka Kayla berubah tidak seceria biasanya, entah mengapa ia selalu suka melihat Kayla ceria, bawel dan selalu mengusiknya daripada murung seperti tadi.

"Satya kamu diajak ngobrol kok malah nglamun"

Satya berjingkat kaget ketika lengannya disenggol ibunya.

"E-eh apa bu? Tadi ibu ngomong apa?"

Ibunya hanya menggeleng. "Kamu ini mikirin apa sih?"

"Nggak mikir apa-apa kok bu"

Aisyah sedari tadi hanya duduk diam mendengarkan, ia sangat senang bisa diajak ibunya Satya untuk kesini. Sebenarnya Aisyah menyukai Satya sedari dulu, tapi sebagai perempuan ia tak mau mendekati Satya terlebih dahulu. Aisyah hanya bisa menyukai Satya dalam diam. Mendengar kalau ibu Satya ingin mengenalkannya lebih dekat dengan Satya ia sangat senang. Aisyah sangat berharap Satya mau menjadi imamnya kelak.

"Aisyah kamu sekarang ngajar kelas berapa?" Tanya Satya basa-basi, karena sedari tadi ibunya menyuruh mengajak bicara Aisyah. Meskipun Aisyah guru tapi ia orang yang pendiam apalagi terhadap lawan jenis, ia tak akan berbicara kalau tidak diajak bicara terlebih dahulu.

"Sekarang ngajar kelas 1 mas."

"Aisyah ini ngajar Ilham lo Sat, dia wali kelasnya. Katanya Ilham Aisyah guru kesayangannya karena paling sabar dan mengajarnya asyik" sahut ibu Satya.

"Oya? Jadi kamu ngajar Ilham?" Tanya Satya. Ilham adalah keponakannya, anak dari mbak Ulfa kakak Satya.

"Iya mas. Ilham anaknya baik, lucu trus dia juga murid paling pintar di kelas."

"Iya dia nurun aku kayanya." Jawab Satya

"Iya sepertinya mas." Jawab Aisyah sambil tersenyum.

Ibu Satya tersenyum melihat Satya dan Aisyah mulai mau berbincang-bincang. Ia sangat menyukai Aisyah sejak pertama Ilham mengenalkannya dengan Aisyah Saat rapat wali murid di sekolahnya. Ibu Satya sering mewakili untuk wali murid Ilham saat kedua orang tua Ilham berhalangan untuk datang, semenjak saat itu ia sering mengobrol dengan Aisyah yang ternyata anak pak Ali teman sekolahnya dulu.

"Oiya Sat, gimana Aisyah?"

Satya menoleh bingung kearah ibunya.

"Gimana apanya?"

Belum sempat ibunya menjawab, Aisyah pamit karena Seminarnya akan dimulai satu jam lagi. Sedangkan perjalanan dari kontrakan ke hotel tempatnya seminar cukup jauh.

Sepeninggalan Aisyah kini di kontrakan tinggal Satya dan ibunya.

"Gimana?"

"Apanya bu?"

"Kamu itu dari tadi apanya apanya terus"

"Hehe"

"Aisyah. Kamu mau sama Aisyah?"

Satya terdiam, bingung bagaimana mengatakannya.

"Kok diam?"

"Gimana ya bu, sepertinya Satya belum bisa bu."

"Kenapa? Bukankah Aisyah baik, solehah?"

Satya mengangguk, "memang benar bu Aisyah baik, solehah tapi Satya nggak ada rasa sama Aisyah bu."

"Rasa cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu Sat. Dia kelihatannya juga suka sama kamu, Ibu bisa merasakanya."

Satya mengusap wajahnya, kemudian menyandarkan kepalanya di kursi.

"Tapi Satya takut bu, seiring berjalannya waktu rasa cinta itu tidak pernah datang."

Satya meminum teh yang tadi di buatkan oleh Kayla untuknya. Perasaanya kalut, ibunya terus membujuknya untuk mau menerima Aisyah.

"Apa alasan kamu berat menerima Aisyah Sat? Ibu merasa ada yang kamu sembunyikan."

Satya hanya menghela nafasnya. Kenapa ibunya harus membahas masalah seperti ini saat dirinya sakit.

"Nggak ada bu."

"Atau jangan-jangan kamu sudah punya pacar ya sekarang?"

"Satya nggak punya pacar bu" jawab Satya menggeleng.

"Trus apa? Atau jangan-jangan kamu sudah suka perempuan lain?"

Satya kembali terdiam.

"Sat kok diam, kamu sudah suka perempuan lain?" Tanya ibunya penasaran.

Dengan gugup Satya menjawab "Mungkin"

Ibunya mengernyitkan dahi bingung dengan jawaban Satya.

"Kok mungkin?"

"Ehm gimana ya bu sulit dijelaskan."

"Sulit dijelaskan bagaimana?" Tanya ibunya semakin penasaran.

"Y-ya gitu"

"Kok jadi muter-muter sih. Yaudah gini aja rencananya kan ibu mau menginap disini seminggu. Besok atau lusa ajak dia ketemu sama ibu, Ibu pengen kenalan."

Satya langsung duduk dan menoleh kearah ibunya kaget.

"Apa?"

To be continued
______________________________________

☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆

Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang